Thursday 26 September 2013

Rumah Layak Huni Masih Jauh Dari Kenyataan

Setiap keluarga pasti menginginkan memiliki sebuah rumah yang layak huni. Setiap mereka memiliki kriteria masing-masing tentang rumah impiannya. Ada yang mengatakan rumah yang akan mereka tempati haruslah rumah yang memiliki halaman yang luas yang ditumbuhi aneka tanaman  buah atau tanaman hias, ada yang menginginkan rumah dengan ruangan yang luas, dan ada juga yang lebih memilih tinggal di apartemen lengkap dengan semua fasilitas yang disediakan. Tetapi penulis seribu persen tidak ada yang menginkan tinggal dirumah seperti ini, kecuali kalau sudah tidak waras lagi.
Inilah salah satu rumah layak huni yang kami temui di sebuah desa di Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, ketika rombongan Tim Verifikasi Penerima Bantuan Program Seribu Jamban Kota Sawahlunto Tahun 2013 survei ke lapanagan. sebenarnya masih banyak rumah yang tidak layak huni yang kami temui, bahkan dengan kondisi yang lebih parah. Rata-rata rumah layak huni tidak ada yang berlantaikan tanah, tetapi dari penampilannya sungguh tidak layak untuk ditinggali. Tapi apa daya inilah rumah yang kami punya untuk berlindung dari panas dinginnya cuaca.

Kami bukanlah orang pemalas, kata mereka. Memang betul yang mereka katakan karena tiap rumah diKecamatan Silungkang aktif melakukan kegiatan kerajinan seperti tenunan, dan aneka macam kerajinan. Tiap rumah membuat industri rumah tangga  berupa kerupuk ubi, tetapi karena bahan baku didatangkan dari luar maka keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk makan. apalagi untuk membuat rumah layak huni, untuk memperbaiki saja kami tidak bisa.

Pemerintah Kota Sawahlunto Mulai dari Tahun 2008 melaksanakan program 1000 jamban. Dengan cara memberikan keluarga yang belum memiliki jamban terutama keluarga miskin (Gakin) untuk memiliki jamban sederhana yang sudah merupakan jamban leher angsa dengan septik tank. Program 1000 jamban ini bertujuan untuk merubah perilaku buang air besar sembarangan(BABS) menjadi buang air besar di jamban yang memenuhi kriteria kesehatan. Tujuan akhirnya penyakit yang berhubungan dengan tinja manusia  seperti diare dapat dibasmi.

Monday 23 September 2013

Rumah Gadang is Healthy House

Sumatera Barat atau yang lebih dikenal dengan Ranah Minang memang menyimpan banyak kekayaan . Mulai dari manusianya, sangat banyak tokoh yang berasal dari suku minang ini yang menjadi tokoh sentral yang memperjuangkan sampai indonesia merdeka, seandainya kita mau membaca sejarah nusantara, dua kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit tidak lepas dari pengaruh orang minang. Di bidang agama tokoh minang sangat menonjol ada yang menjadi penyebar agama (dato ri bandang), imam besar Msjidil  Haram yang menjadi Guru Besar dari KH.Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Assyari pendiri Ormas Islam terbesar di indonesia. Kalau dari segi "Demokrasi" dan sistem pemerintahan dua orang Datuk (Ketemangungan dan Parpatih) sudah menjalankan jauh sebelum amerika serikat mengenalkan ke dunia.


Ranah minang juga memiliki kekayaan arsitektur dan keindahan bangunan rumah adatnya yang membuat orang terkagum-kagum. Rumah Gadang dengan bentuk yang unik (atap bagonjong) dan penataan ruangan di dalamnya dan ukiran-ukiran yang indah.namun disini kita tidak akan membahas lebih dalam mengenai bangunan rumah gadang, tetapi kita akan melihat dari segi kesehatan.
1. Ventilasi udara yang cukup disetiap ruangan, karena rumah gadang memiliki jendela yang cukup besar.
2. Sinar matahari yang cukup untuk menyinari setiap ruangan karena ukuran jendela yang besar
3. Jarak antara lantai dan langit-langit yang cukup tinggi sehingga udara di dalam tetap sejuk walaupun cuaca diluar cukup panas
4. Bangunan sangat kokoh dengan tonggak besar yang dibuag agak miring, sehingga bisa tahan gempa dan goncangan
5. Pada umumnya rumah gadang terbuat dari kayu sehingga kedap air
6. Tingkat kelembaban dan suhu ruangan sudah sesuai
7.Kepadatan penghuni, penghuni rumah gadang adalah angota keluarga yang sudah menikah, perempuan dan anak-anak, sedangkan lelaki dewasa tinggal di surau. sehingga tidak akan padat penghuni.
8. Lebar anak tangga 30 cm dan jarak maksimal tingginya 20 cm.

Namun sekarang rumah gadang di sumatera barat sudah banyak yang rubuh termakan usia, kalaupun masih ada kondisinya sudah reot. Bangunan strategis dan perkantoran di sumatera barat sekarang sudah tidak menunjukkan atap bergonjong lagi, mereka lebih suka dengan arsitektur modern, sangat tidak menghargai hasil karya bangsa sendiri. Inilah salah satu bangunan rumah gadang di daerah silungkang yang penulis abadikan. rumah gadang ini hanya dihuni oleh orang tua jompo dengan anaknya yang kondisi amat reot dan hampir runtuh. sungguh miris....



Tuesday 17 September 2013

Grease Trap Solusinya Masalah Limbah di Indonesia

Grease Trap merupakan istilah yang masih asing bagi kita, tetapi alat ini merupakan alat yang sangat penting keberadaannya. Alat ini dapat dijadikan salah satu solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan limbah di Indonesia. Seandainya para pemimpin kita mau memanfaatkan.
Berdasarkan terjemahan bahasanya. Grease berarti minyak,lemak sedangkan Trap adalah penangkap,pengumpul. Sehingga dari terjemahan bahasanya dapat kita menarik kesimpulan, bahwa alat ini didisain untuk menangkap,mengumpulkan lemak dan minyak.
Lemak dan minyak yang bersumber dari dapur rumah tangga, restoran/rumah makan, hotel dan berbagai aktifitas masak-memasak yang memakai minyak dibuang secara langsung ke riol-riol terbuka. lama kelamaan akan terjadi proses dekomposisi oleh bakteri, karena lemak dan minyak berasal dari bahan organik yang mudah membusuk. Proses pembusukan ini akan menimbulkan warna yang hitam pekat dan menghambat proses penyerapan air limbah oleh tanah. sehingga tidak asing lagi kita temui di kota-kota di indonesia keadaan seperti gambar berikut.
Riol kota yang tergenang apalagi dipenuhi oleh sampah pada akhirnya jentik-jentik nyamuk akan bersarang disana, penyakit malaria dan demam berdarah tidak akan pernah lenyap di indonesia. Apabila datang hujan air riol ini akan meluap, menimbulkan bau yang busuk bahkan bisa sampai menimbulkan banjir.

Pada dasarnya cara kerja alat ini sangat sederhana, bisa dibuat dari besi plat, fiber,plastik, atau juga bisa dibuat secara permanen dari beton. pada gambar pertama grease trap dibuat dari besi plat. bilik pertama merupakan tempat untuk menyaring sisa potongan sayuran, nasi atau sampah yang bisa menyumbat aliran air yang masuk ke dalam grease trap, alat ini bisa diangkat dan apabila sudah penuh bisa langsung dibuang ke ke tempat sampah.

Pada bilik kedua, terjadi proses pembentukan padatan lemak dan minyak, karena sifatnya minyak dan lemak tidak akan bercampur dengan air, dalam waktu seminggu akan terbentuk padatan. sedangkan air limbah yang tidak mengandung lemak dan minyak bisa langsung dialirkan ke riol kota.

padatan lemak dan minyak tersebut dapat kita angkat dan dipisahkan, kemudian dapat dikubur ke dalam tanah sehingga air limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir baunya. sehingga air limbah yang bebas dari minyak dan lemak ini akan mudah diserap oleh tanah dan tidak akan terjadi genangan air. sebaiknya air limbah jangan dialirkan ke sungai. 

Tuesday 10 September 2013

Penyebaran Informasi Produk Pangan dan Bahan Berbahaya

 Bertempat di GPK Sawahlunto pada hari Selasa bulan September 2013 dilakukan Penyebaran informasi Produk Pangan dan Bahan Berbahaya oleh Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, Indra Ginting,Apt. Acara ini dimulai dengan penyampaian presentasi yang selanjutnya diteruskan dengan sesi tanya jawab.
Menurut UU No.8 Tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan  sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan makanan dan minuman.
Jumlah Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang ada di Sumbar sebanyak 3674, dari sebanyak itu yang telah ada sertifikat 27 IRTP  bersertifikat MD. sedangkan untuk sertifikat PIRT sudah memiliki sebanyak 1934 IRTP, yang belum memiliki PIRT sebanyak 2240 IRTP. yaitu 60,96% yang belum mendapat PIRT.
Penyebab pelanggaran (tidak memenuhi ketentuan)
  1. kebiasaan/perilaku(hygiene dan sanitasi yang buruk, angka cemaran mikroba yang tinggi
  2. ketidak tahuan (penggunaan bahan tambahan pangan berlebihan dan juga bahan tambahan pangan berbahaya)
  3. Ketidak pedulian
Jenis Pelanggaran
  • Higiene Sanitasi, meliputi ruang produksi yang tidak memenuhi syarat seperti langit-langit kotor,lingkungan sekitar produksi, tempat penyimpanan (gudang).
  • Alat Produksi, alat tidak dibersihkan segera setelah dipakai, alat yang sudah bersih dibiarkan ditempat terbuka tanpa ada penutup.alat terbuat dari bahan yang mudah lepas.
  • Karyawan tidak menggunakan pakaian kerja yang seharusnya, berbicara dan merokok di ruang produksi, memakai perhiasan dan tidak menggunakan tutup kepala dan clemek.
Penambahan Bahan yang dilarang disebabkan faktor:
  1. Sengaja (tidak tahu, tidak peduli, hanya memikirkan keuntungan)
  2. tidak sengaja (bahan baku terkontaminasi bahan berbahaya)
  3. bahan baku mengadung bahan berbahaya
  4. tidak teliti membeli bahan makanan
Bahan yang sering ditambahkan seperti Rhodamin B, Methanyl Yellow, Borax dan Formalin, penggunaan sacharin/siklamat yang terlalu banyak, garam benzoat. di lapangan sering ditemukan pengusaha nakal yang menggunakan bahan berbahaya tersebut, tetapi sangat jarang yang ditindak secara hukum karena alasan perlu dilakukan pembinaan terlebih dahulu dan alasan kemanusiaan.
kejahatan pangan merupakan kejahatan yang sangat serius, apabila yang diracuni adalah generasi penerus bangsa ini. walaupun penindakan hukum terhadap pelaku kejahatan pangan adalah opsi terakhir, namun perlu dilakukan untuk menimbulkan efek jera.