Monday 22 February 2016

Ustadz Peduli Kesehatan dan Kebersihan


Ustadz ataupun ulama adalah pewaris nabi, melalui ceramah dan pengetahuan yang dimiliki mereka sangat menentukan mau kemana umat ini akan dibawa nantinya. Peran ustad ataupun penceramah sangat vital sekali. Apa yang mereka katakan sangat didengarkan oleh umatnya. Siapa yang menentang apa yang disampaikan ustadz, selagi yang disampaikan adalah jalan yang lurus (ihdinassirotal mustaqim) wajib diikuti oleh umatnya.

Umat islam di indonesia adalah mayoritas, bahkan negara dengan populasi umat islam yang terbesar didunia. Namun miris rasanya, diakui maupun tidak diakui kehidupan kita belum mencerminkan orang yang beriman. Dalam hadist nabi dikatakan " Kebersihan adalah sebagian dari iman " yang artinya tanda yang menunjukkan kita memiliki kualitas iman yang tinggi dicirikan dari kebersihan baik dari segi jasmani dan rohani.

Mesjid sebagai sarana untuk ibadah biasanya dibuat, disertai dengan tempat berwudu dan toilet/kakus, dengan tujuan orang yang sholat bisa berwudu dan apabila terasa buang air besar/kecil bisa juga disana dan itu gratis. Alhasil orang yang tidak bertujuan sholat yang hanya mau BAB/BAK singgah di mesjid. Toilet mesjid sering tidak terurus. Saran saya sebaiknya mesjid tidak menyediakan toilet atau kakus atau kalau mau juga sediakan toilet/kakus tetapi harus ditertibkan pemakaiannya. berikut hal-hal yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan kebersihan.
1. jangan sediakan toilet/kakus di mesjid yang terbuka begitu saja, yang bisa saja orang yang tidak bertanggung jawab BAB dan BAK disana tanpa menyiram.
2. Toilet yang ada sebaiknya dikunci dan jika ada orang yang memerlukan mendesak bisa meminjam kuncinya pada gharim mesjid.
3. Sebaiknya mesjid dihindarkan dari menarik uang kebersihan, karena bisa juga menjadi lahan bisnis. kurang nyaman rasanya tiap kemesjid kita harus bayar tiga hal (uang kebersihan, uang parkir kendaraan, uang penitipan sandal/sepatu).
4. Jika harus meyediakan tempat sampah, sebaiknya harus ada tutupnya dan jaraknya minimal 8 meter dari bangunan inti mesjid/musholla.
5. Untuk umat islam jika anda memiliki niat sholat/beribadah sambil istirahat dan buang air masih dipersilahkan. yang salahnya jika anda berniat sebaliknya. Mohon dijaga sarana ibadah kita tetap bersih.
6. Mesjid sebaiknya diberi pagar, karena mungkin saja binatang ternak bahkan anjing  bisa mendekat ke mesjid
7. Sebaiknya umat memiliki jamban leher angsa dan septik tank sendiri dimiliki di rumah masing2 karena masih ditemui masih ada masyarakat yang belum memiliki jamban dan masih buang air besar di sungai, kebun. atau juga septiktanknya tidak ada, buangan tinjanya masuk ke sungai/got. (lihat data SKDRT Kemenkes).

Hal ini kami berharap banyak kepada ustadz ataupun ulama dalam ceramahnya juga mengajak masyarakat untuk menghindari point diatas yang berdampak terhadap image kita sebagai umat islam. Selebihnya tidak ada niat untuk memberikan kesan tidak baik tetapi sebagai suatu saran untuk perbaikan


KADER JUMANTIK DI TIAP RUMAH SOLUSI MENGHADAPI VEKTOR DBD

 Seiring dengan meningkatnya intensitas hujan terutama pada bulan yang berakhiran "ber" ini meyebabkan efek lain. Dimana-mana terjadi peningkatan kasus penyakit menular, yang seolah-olah sudah melekat dengan musim hujan yaitu terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini menjadi isu nasional yang membuat sibuk seluruh instansi yang berkaitan dengan kesehatan mulai dari rumah sakit, dinas kesehatan dan puskesmas.

Sebenarnya kasus tidak ada salahnya dengan peningkatan intensitas hujan, karena tersebut adalah faktor alamiah. Tapi yang mejadi masalah adalah karena selama ini masyarakat kurang waspada terhadap tempat-tempat yang memungkinkan dijadikan tempat bertelur nyamuk aedes. Nyamuk ini menjadi tersangka utama vektor DBD, yang menyebabkan kita semua menjadi pusing dan bahkan memakan korban nyawa.

Masalah peningkatan kasus DBD perlu digaris-bawahi tidak akan selesai kalau masyarakat tidak dilibatkan secara aktif. Walaupun berapa besar biaya dan tenaga yang siap dikeluarkan untuk menangani kasus ini, namun tiap tahun kejadian tetap berulang. Ada suatu program di dinkes khususnya subdin P2MPL yaitu mencetak kader aktif yang dengan sukarela membantu tenaga kesehatan untuk melaksanakan pengawasan terhadap jentik dan tempat bertelurnya yaitu Kader Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK).

Program ini perlu disokong oleh berbagai pihak terutama oleh para stakeholders yang memiliki daya untuk menghimpun massa dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang banyak terdapat lokasi tempat bertelurnya nyamuk aedes. Fogging kalau bisa tidak perlu dilakukan lagi, alasannya kalau kita sudah tidak memberikan tempat bagi nyamuk aedes dengan sendirinya populasi mereka akan berkurang.

 Mengingat banyak efek negatif dari fogging jika terlalu sering bisa menyebabkan penumpukan zat kimia dimana-mana serta  efek lainnya seperti meningkatnya resistensi nyamuk terhadap racun yang disemprotkan. Kalau sudah begitu nyamuk tersebut tidak akan mati jika disemprot racun, sehingga perlu penggantian racun yang lebih kuat lagi. Semakin banyak bahan kimia yang digunakan ini merupakan suatu hal yang kurang bijak.

Kader JUMANTIK yang dilatih mungkin akan memberikan efek yang berarti terhadap usaha untuk menurunkan kasus DBD di masyarakat. Mulai dari rumah sendiri setiap ibu rumah tangga adalah kader jumantik yang akan memantau ada tidaknya jentik di bak mandi, sekitar rumah. tugas jumantik adalah melaporkan kepada si Bapak untuk melakukan pengurasan bak, membersihkan wadah yang mungkin bisa menampung air hujan.

Di sekolah tiap murid/siswa maupun guru adalah juga kader JUMANTIK  yang tugasnya memberikatahukan dan memperingatkan penjaga sekolah yang juga petugas kebersihan di sekolah untuk membersihkan bak umum dsb. Di mesijd pengurus mesjid dan ustad adalah kader jumantik yang akan mengingatkan gharim mesjid untuk membersihkan tempat berwudu, memantau ada tidak jentiknya. Di kantor pimpinan dan karyawan juga adalah jumantik yang bisa menyampaikan kepada tenaga kebersihan. Di Pasar pedagang adalah jumantik yang tugasnya melaporkan kepada pengelola pasar dan terminal ketika ditemuinya banyak jentik.

Petugas kesehatan tugasnya memberikan sosialisasi tempat bersarangnya nyamuk, memberikan cara untuk melindung dari nyamuk, pemberian bubuk Abate atau juga mengingatkan masyarakat untuk memelihara ikan kecil pemakan jentik. Kalau semua sudah aktif menjadi jumantik, bukan tidak mungkin kasus DBD bisa kita hindari terutama pada musim hujan. Memang hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ini harus semua kita lakukan dengan penuh komitmen yang tinggi.

Sunday 21 February 2016

SKP SANITARIAN

Ada beberapa item pada DUK-PAK yang bisa dimasukkan dalam satuan kinerja pegawai fungsional sanitarian antara lain :
1.   Menyusun rancangan rencana tahunan tingkat kecamatan/ puskesmas ( SKP 0.2)
2.   Menyajikan rancangan pelaksanaan kesehatan lingkungan tingkat kabupaten/kota (SKP 0.09)
3.   Melakukan pengolahan data dengan alat bantu elektronik (SKP 0.07)
4.   Melakukan studi kelayakan berupa persiapan lapangan (SKP 0.48)
5  . Pelaksanaan studi kelayakan (SKP 1.92)
6.   Melakukan pemeriksaan objek Kelompok II secara konvensional (SKP 0.08)
7.   Melakukan pengambilan sampel objek kelompok II secara konvensional (SKP 0.07)
8.   Melakukan pemberdayaan individu secara potensial (SKP 0.02)
9.   Melakukan pemberdayaan kelompok secara umum (SKP 0.03)
10. Menentukan diagnosa/ treatment intervensi objek kelompok II secara konvensional (SKP 0.04)
11. Melakukan konsultasi kesling objek Kelompok II secara lokal (SKP 0.05)
12. Menganalisis perilaku berupa tabulasi dan pengumpulan data lanjut (SKP 0.09)
13. Melakukan kunjungan/ bimbingan teknis ke objek kelompok I (SKP 0.07)
14. Melakukan kegiatan lintas sektor (SKP 0.5)
15. Membimbing survei desa (SKP 0.24)
16. Membuat perencanaan pemberdayaan masyarakat secara lanjut (SKP 0.24)
17. Membuat karya tulis berupa tinjauan yang dipublikasikan dalam bentuk makalah (SKP 4)
18. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang lingkungan ( SKP 5)
19. Membimbing sanitarian dibawah jenjang (0.02)
20. Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kesehatan lingkungan ( SKP 0.35)
21. Melatih kader ( SKP 0.21)
22. Membina kader ( SKP 0.06)

Friday 19 February 2016

Paving Block Teknologi Sederhana Ramah Lingkungan


Indonesia dengan tingkat kesuburan rata-rata tanahnya yang tinggi menyebabkan berbagai tanaman liar dan rumput-rumput tumbuh. Hal ini menyebabkan halaman rumah menjadi tidak indah, apabila dibiarkan akan mejadi semak dan mejadi tanda tidak terurusnya sebuah rumah. Pemilik rumah akan mendapatkan imej "pemalas" oleh orang lain yang melihatnya. Biasanya kalau sudah begitu ide yang paling mudah adalah dengan membuat cor-coran semen di seluruh halaman.

Cor-coran semen kalau ditata dengan baik dapat juga memberikan keindahan halaman, tetapi harus diperhatikan kemiringannya, karena bila tidak sesuai maka akan menjadi tempat genangan air. ditambah lagi apabila campuran semennya tidak sesuai takaran seharusnya, maka akan timbul retakan disana-sini. Masalah rumput liar mungkin sudah selesai. tetapi bakal timbul masalah baru. genangan air tersebut bisa menjadi tempat bertelurnya nyamuk (ada jentik).

Mungkin ada sudah mengenal Paving block berupa campuran semen dengan pasir yang dibuat menjadi berbagai bentuk, ada yang berbentuk segi-enam, empat persegi dan berbagai bentuk lainnya. Walaupun belum pernah keluar negeri, tapi kita sering melihat di kota-kota yang lebih maju sering menggunakan paving block ini untuk halaman, bahkan sebagai untuk jalan. Menurut hemat kami, mereka telah berpikir mengambil beberapa kelebihan dan keuntungan ketika menggunakan paving block antara lain ;

1. paving block masih memungkinkan air untuk meresap kedalam tanah sehingga tanah dibawahnya tidak kering, apabila cuaca panas halaman tidak terasa panas.

2. Panas dari cahaya matahari yang sampai kehalaman tidak memantul langsung sehingga berpengaruh terhadap suhu sekitar.

3. Paving block memiliki jarak yang dapat menjadi biopori alamiah, yang juga berguna menyerap air hujan yang turun. sehingga air yang tergenang setelah hujan turun akan lebih cepat hilang diserap oleh tanah.

4. Jarak antara paving block menyebabkan adanya elastisitas. sehingga apabila diberi tekanan dan muatan yang berat tidak menimbulkan kerusakan bagi lantai halaman yang berpaving block.

5. Apabila terdapat kerusakan setelah dipakai lama bisa diganti secara sebagian tanpa harus mengganti seluruhnya.

6. Bisa dibuat sendiri dengan cetakan dari baja, atau dari kayu. Dalam membuatnya tidak memerlukan keahlian khusus, semua orang bisa membuatnya. Ketika ada waktu yang luang bisa untuk mengisi hari.


Mungkin ini sedikit yang saya sampaikan, yang berawal dari kegerahan saya melihat proyek pengecoran halaman dan jalan di beberapa desa, tanpa memikirkan faktor lingkungan hanya mengutamakan sisi praktisnya saja. Dana desa yang mencapai milyaran rupiah sebaiknya digunakan secara bijak, dari pada sadarnya setelah semuanya rusak. Contohlah kota-kota di eropa, ketika anda pergi ke rumah warga, taman, pasar dan sebagainya yang anda temukan paving block yang diwarnai sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.


Monday 1 February 2016

PTP Program Kesling

KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya akhirnya penyusunan Perencanaan Program Kesling Tahun 2016 ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa Perencanaan Program Kesling ini masih banyak kekurangannya, namun kami mengharapkan dengan adanya Perencanaan Program Kesling ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan sebagai bahan evaluasi bagi kami, begitu juga bagi pihak yang membutuhkan.

Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan pendapat yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan perencanaan tahunan ini, sehingga apa yang menjadi target dan visi serta misi Puskesmas menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang kita harapkan.

Demikianlah Perencanaan Program Kesling  ini kami susun agar dapat dipedomani bersama untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal.



                                                              BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis  antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1)      Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2)      Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3)      Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran
4)      Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5)      Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk.
6)      Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya.

BAB II
VISI DAN MISI PROGRAM KESLING


1.1              VISI
Masyarakat Sawahlunto yang mandiri untuk hidup sehat menuju kota wisata tambang yang berbudaya dan sejahtera DENGAN MENGUTAMAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN LINGKUNGAN


1.2              MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka ditetapkan misi Program kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1.      Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki jamban sehat dengan septik tang
2.      Meningkatkan masyarakat terhadap akses air minum dan air bersih
3.      Menciptakan TPM/TTU yang sesuai standar kesehatan
4.      Memacu pengelolaan sampah berwawasan lingkungan
5.      Menurunkan angka penyakit berhubungan dengan lingkungan
6.      Peningkatan jumlah rumah sehat

                                                                     BAB III
TUJUAN MANFAAT PROGRAM KESLING

Keadaan lingkungan baik fisik dan biologis, rata-rata pemukiman Indonesia masih belum baik. Masih banyak penduduk Indonesia yang belum terpenuhi kebutuhan sanitasi dasar seperti; air bersih, jamban, pembuangan sampah, saluran air limbah Hal ini berdampak terhadap peningkatan angka kesakitan maupun kematian yang disebabkan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas bertujuan :
1.      Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik (rumah, air, sampah, debu, kebisingan dll) pada lingkungan yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sehingga tidak menjadi factor pencetus peningkatan angka kesakitan dan kematian.
2.      Meningkatkan kualitas mutu lingkungan menjadi lebih sehat melalui perubahan perilaku masyarakat yang lebih higienis.
3.      Melakukan pengendalian factor biologis (nyamuk, bakteri, kuman dll) agar tidak terjadi wabah dan KLB (kejadian luar biasa) yang dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat secara umum.
4.      Membina TPM/TTU yang menjadi sumber aktifitas masyarakat sehingga terjaminnya tempat umum dan pengelolaan makanan sesuai dengan prinsip kesehatan.
5.      Dll

Manfaat program kesehatan lingkungan antara lain :
1.      Peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan perbaikan kualitas lingkungan secara khusus.
2.      Perubahan perilaku masyarakat dari perilaku yang berdampak buruk bagi kesehatan menjadi lebih sehat melalui pengelolaan lingkungan pemukiman dan sanitasi dasar
3.      Memastikan ketersediaan sarana sanitasi dasar dan melakukan upaya agar terpenuhi kebutuhan akan sarana sanitasi yang memenuhi standar kesehatan.

  
B.            TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USUSLAN KEGIATAN (RUK)
1.1   ANALISA MASALAH
No
Rumusan Masalah
Berbagai Faktor Penyebab Masalah
Perumusan Penyebab Masalah

1











2




















3

Cakupan jamban yang memenuhi syarat masih rendah, 66.4% sedangkan target 90%








Masih rendahnya cakupan  TPM yang memenuhi syarat dari target 100 %, tercapai baru 78.6 %

















Masih rendahnya cakupan rumah yang bebas jentik (91.9%) dari target ABJ (angka bebas jentik) 95%

Ø   Masih adanya sebagian dari masyarakat yang tidak mempunyai jamban dan septictank
Ø   Faktor Pengetahuan





Ø   Tidak tersedianya  sarana CTPS dengan air mengalir di rumah makan/warung nasi
Ø   Secara umum K3 dapur masih kurang
Ø   Tidak terdapatnya gudang bahan makanan
Ø   Tidak rapat serangga/tikus
Ø   Limbah yang dihasilkan belum dilakukan pengolahan sebelum dialirkan ke riol






Ø   Masih ditemukan tempat-tempat yang memungkinkan sebagai tempat perindukan nyamuk




Ø      Kepemilikan rumah yang berstatus sewa/kontrak
Ø      Tidak tersedianya lahan untuk membuat septictank
Dan lahan yang tersedia rawan bahaya tanah longsor
Ø  Masyarakat masih menempatkan kebutuhan akan sarana jamban tidak begitu mendesak dibandingkan kebutuhan lainnya

Ø      Saran yang diberikan petugas belum diikuti oleh pengusaha rumah makan.
Ø      Penataan alat/peralatan belum tertata rapi
Ø      Sarana yang ada didapur tidak diatur sedemikian rupa, misal jarak minimal lemari dengan dinding minimal 5 cm sehingga tidak rapat serangga/tikus
Ø      Tidak adanya gudang khusus untuk bahan makanan yang akan diolah, biasanya diletakkan dekat dapur
Ø      Limbah yang mengandung padatan sisa bahan makanan, minyak dan lemak langsung dialirkan ke riol, sebaiknya dibuatkan bak pengolahan limbah, atau menggunakan grease trap ( penangkap lemak)

Ø      Kurangnya kemauan masyarakat untuk melakukan pengawasan lingkungan sekitar rumah (perindukan nyamuk)
Ø      Jarang menguras bak karena air leding tidak lancar.
Ø      tidak memelihara ikan pemakan jentik dan menaburkan bubuk abate



1.2  UPAYA KESEHATAN WAJIB

·         Melakukan pemeriksaan saniltasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dan Tempat-Tempat Umum (TTU)
·         Melakukan Pemeriksaan Sanitasi perumahan (Fisik runah, air limbah, air bersih, jamban, sampah, angka bebas jentik)
·         Melaksanakan konsultasi kesehatan lingkungan pada Klinik Sanitasi
·         Melakukan Pengambilan Sampel Air Masyarakat dan Depot Air Minum



1.3  UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

·         Ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program PAMSIMAS di desa/kelurahan yang menerima bantuan
·         Melaksanakan pembangunan jamban keluarga miskin bekerjasama dengan TNI
·         Melakukan pembinaan sekolah sehat pada Pogram UKS
·         Melakukan pembinaan kader kesling
·         Melakukan pembinaan Pengusaha TPM dan Depot Air Minum
·         Melakukan Penilaian tempat produksi dan higiene sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
·         Melakukan Pengelolaan Sampah dan Limbah medis




2. PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN ( RUK )

UPAYA KES KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR KEBERHASILAN SUMBER PEMBIAYAAN
DANA ALAT TENAGA

WAJIB Melakukan Pemeriksaan  Tempat Pengelolaan  a. Menciptakan rumah makan/warung nasi a. Pengusaha 100% tidak ada a. Instrumen sanitarian a. Rumah makan yang higienis BOK
makanan  Catering yang sehat b. Penjamah  penilaian Farmakmin b. IRTP tidak menggunakan 
b. Menciptakan IRTP yang memenuhi  makanan TPM PWS bahan tambahan pangan 
syarat  b Sanitarian KIT berbahaya
c. Mencegah masyarakat mengkonsumsi
jajanan yang tidak sehat terutama di SD

WAJIB Pemeriksaan Sanitasi Perumahan a. Pemeriksaan fisik rumah penghuni 100% Tidak ada a. Instrumen sanitarian a. Rumah Sehat BOK
b. Pemeriksaan saluran air limbah rumah penilaian Kader Kesl b. SPAL yang lancar
c. Pemeriksaan jamban Rumah PWS c. Jamban Leher angsa dgn ST
d. Pemeriksaan air bersih b Sanitarian KIT d. Air bersih sesuai permenkes
e. Pemerikssan tempat sampah e. Sampah tidak berserakan
f. Pemeriksaan jentik f. Rata-rata  ABJ diatas 95%

WAJIB Melakukan Konsultasi kesling a. Pasien/klien tahu penyebab penyakit Pasien 100% Tidak ada a. Buku konsul sanitarian a. Penurunan angka penyakit BOK
pada Klinik Sanitasi b. Pasien/klien tahu cara pencegahan dan  klinik sanitasi Perawat berbasis lingkungan
c. Pelaksanaan pembersihan lingkungan Klien Bidan 

WAJIB Pengambilan sampel air masyarakat dan a. Mencegah masyarakat dari mkonsumsi Pemilik sarana 100% Tidak ada a. Botol Sampel sanitarian a. Angka E.Coli dan Total Koliform BOK
Depot Air Minum isi Ulang air tidak sehat dan  b. Lampu bunzen adalah Nol (0)

b. Melakukan perawatan terhadap sumber  pengusaha c. Sabun cuci b. Nilai pemeriksaan tidak 

sarana air bersih depot d. Matches melebihi Nilai Ambang Batas

 C. RENCANA PELAKSANAN KEGIATAN
1. PROGRAM : KESLING
NO KEGIATAN SASARAN LOKASI VOL.KEGIATAN PEN.JAWAB PELAKSANA BIAYA SUMBER DANA JADWAL
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
1 Pemeriksaan a. pengusaha Semua 2 X pertahun Pelaksana Dokter tidak ada BOK
TPM b. penjamah desa/kel program sanitarian
makanan kesling PWS
2 Pemeriksaan pemilik  Semua 1 X pertahun Pelaksana Sanitarian tidak ada APBD
sanitasi rumah rumah desa/kel program PWS
kesling Kader
3 Konsultasi Kesling Pasien Puskesmas 3 kali/ minggu Pelaksana sanitarian tidak ada BOK
klinik sanitasi Klien setiap jam kerja program perawat
kesling bidan
4 Pengambilan  Mayarakat Semua per 6 bulan Pelaksana
sampel air masya desa/kel program sanitarian tidak ada BOK
kesling
5 Pamsimas Mayarakat kel. Dapt 1 X pertahun Pelaksana sanitarian
program program fasilitator Pansimas APBN
pamsimas kesling BPSPAM
6 Jamban Gakin KK miskin Semua Sesuai  Pelaksana sanitarian Dinkes APBD
desa/kel KK penerima program PWS/Masy
bantuan kesling TNI
7 Sekolah sehat seluruh seluruh  1 X pertahun Pelaksana sanitarian
Masyarakat sekolah yg program PWS tidak ada BOK
sekolah ada kesling Farmakmin
8 Pembinaan Kader Kader Kesling Semua 1 X pertahun Pelaksana Dokter
desa/kel program Sanitarian tidak ada BOK
kesling
9 Pembinaan  Pengusaha KBSS,KBSU 3 bln sekali Pelaksana sanitarian tidak ada BOK
Depot karyawan T.Lapang program
dan Pasar kesling
10 Penilaian  Pengusaha Semua 1 X pertahun Pelaksana sanitarian tidak ada BOK
IRTP karyawan desa/kel program Farmakmin
kesling
c. Penilaian kualitas alat depot air minum








(NAB)