Thursday 18 July 2013

Makalah Nakes Teladan 2012



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sesuai dengan visi rencana strategis yang ingin dicapai Depkes Tahun 2010 - 2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Untuk itu disusun beberapa misi, sebagai berikut:
1)   Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
2)   Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3)   Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4)   Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, dilaksanakan melalui Program Kesehatan Lingkungan. Tujuan akhir diarahkan guna menciptakan kualitas lingkungan yang lebih sehat, agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya kesehatan guna menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan yang dilaksanakan pada program kesehatan lingkungan secara garis besar meliputi; pengawasan kualitas lingkungan, pemantauan pemaparan, pengendalian pencemaran lingkungan, penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kesehatan lingkungan.
Objek pengawasan dan pemantauan yang dilakukan antara lain terhadap lingkungan pemukiman, ketersediaan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan sampah, air limbah), sarana tempat pengelolaan makanan (rumah makan, industri rumah tangga  pangan, warung, jajanan kaki lima dll), sarana tempat-tempat umum (sarana ibadah, pasar, terminal,kantor, sarana kesehatan dan lain-lain).
Upaya pengendalian dan pencegahan KLB, pendidikan kesehatan serta penyuluhan kesehatan dilaksanakan secara terpadu melibatkan lintas program dan sektor yang terkait.




1.2      TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai persyaratan dan bahan ekspos untuk mengikuti Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Propinsi Sumatera Barat Tahun 2012.

1.3          VISI DAN MISI
1.3.1  Visi
Visi Puskesmas Kampung Teleng mengacu pada visi Dinas Kesehatan dan Sosial yaitu “Masyarakat Sehat Mandiri Tahun 2017 untuk Mendukung Kota Sawahlunto Menjadi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya.”

1.3.2   Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkanlah misi yaitu :
1.   Menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
2.   Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
3.   Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk memiliki jaminan kesehatan
















BAB 2
ANALISA SITUASI

2.1 GEOGRAFIS
Puskesmas Kampung Teleng  terletak di Kelurahan Pasar Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto. Puskesmas Kampung Teleng memiliki 3 Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Kubang Sirakuk Atas, Air Dingin dan Sikabu.
Wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng terdiri dari 7 Desa/Kelurahan yaitu Kelurahan Kubang Sirakuk Selatan, Kubang Sirakuk Utara, Aur Mulyo, Pasar, Tanah Lapang, Air Dingin dan Desa Kubang Utara Sikabu dengan topografi berbentuk dataran dan perbukitan. Kondisi jalan cukup baik, bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat.
Puskesmas Kampung Teleng  dengan batas wilayah sebagai berikut :
1.   Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kolok
2.   Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Lunto dan Silungkang
3.   Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian
4.   Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Silungkang

Gambar 1.     Puskesmas Kampung Teleng
C:\Documents and Settings\Dinas Kesehatan\My Documents\PICT0385.JPG

2.2 DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng sebanyak 6936 jiwa, dimana jumlah penduduk menurut jenis kelamin seperti pada tabel 1 berikut.

Gambar 2.     Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng
petaok.png
 











     Tabel 1.Data Dasar Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2011
NO
DESA/ KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH

JUMLAH
KK
JUMLAH
TPM
JUMLAH
TTU
LK
PR
TOTAL
1
KBSS
416
442
858
197
217
3
5
2
KBSU
407
454
861
217
235
2
8
3
Aur Mulyo
484
482
966
228
271
10
19
4
Pasar
582
642
1224
276
316
64
38
5
Tanah Lapang
597
595
1192
296
320
9
9
6
Air Dingin
452
464
916
209
255
9
5
7
Sikabu
446
473
919
232
256
3
8

JUMLAH
3384
3552
6936
1655
1870
100
92
Sumber Data : Data Dasar Kesling 2011 Puskesmas Kampung Teleng

2.3  SOSIAL BUDAYA
2.3.1 Agama
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng 85,6% beragama Islam, 0,9% beragama Katolik dan 13,5% beragama Protestan.
2.4 Sarana Pendidikan
Di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng  terdapat 6 Taman Kanak-kanak, 8 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Pada tabel berikut dapat dilihat fasilitas pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng menurut Desa/Kelurahan :
Tabel 2. Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng                    Tahun 2011

NO

DESA/KELURAHAN

TK

SD

SLTP

SLTA/SMK
1
KBSS
0
0
0
1
2
KBSU
1
1
0
0
3
Aur Mulyo
0
1
1
2
4
Pasar
3
2
0
0
5
Tanah Lapang
2
2
0
0
6
Air Dingin
0
1
0
0
7
Sikabu
0
1
0
0

Jumlah
6
8
1
3
Sumber data: Data Dasar Puskesmas Kampung Teleng

2.5 Sarana Kesehatan
Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang mendukung dalam pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Kampung Teleng dapat dilihat pada tabel berikut :

       Tabel 3.Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011

JENIS SARANA

JUMLAH
Puskesmas Induk
1
Puskesmas Pembantu
3
Polindes
0
Poliklinik
0
Posyandu
19
Bidan Praktek Swasta
1
Apotik
5
Optikal
2
Toko Obat Berizin
1
RSUD
1
   Sumber data: Puskesmas Kampung Teleng

2.6 KETENAGAAN
Tenaga yang ada di Puskesmas Kampung Teleng  35 orang yang terdiri dari PNS, PTT dan pegawai harian lepas dengan komposisi sebagai berikut :
        Tabel 4.Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2011
NO
JENIS KETENAGAAN
PENDIDIKAN
JUMLAH
1
Dokter Umum
S 1
2
2
Dokter Gigi
S 1
1
3
Perawat
S 1
0
4
Perawat
D III
5
5
Perawat
SPK
4
6
Bidan
D III
5
7
Bidan
D I
3
8
Sanitarian
S 1
1
9
Sanitarian
D III
1
10
Analis Kesehatan
D III
2
11
Asisten Apoteker
D III
1
12
Tenaga Farmakmin
D III
1
13
Ahli Gizi
D III
2
14
Perawat Gigi
SPRG
1
15
Tata Usaha
Pekarya Kesehatan
1
16
Penyuluh Kesehatan Masyarakat
S 1
1
17
Medical Record
D III
1
18
Operator Komputer
D III
1
19
Sopir
SMA
1
20
Cleaning Service
SMA
1

Jumlah

35
Sumber data: Data Dasar Puskesmas Kampung Teleng





2.7 PERAN SERTA MASYARAKAT
Salah satu fungsi Puskesmas adalah Pusat Pemberdayaan Masyarakat, maka dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas Kampung Teleng berusaha untuk mendorong dan membina peran serta masyarakat demi tercapainya Visi dan Misi Puskesmas. Bentuk dari peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng adalah melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng adalah
1.  Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan di masyarakat sehingga kegiatan ini berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai pihak. Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng terdiri dari 19 Posyandu Balita dan 7 Posyandu Lansia  dengan jumlah kader masing-masingnya 5 orang yang aktif melaksanakan kegiatan Posyandu satu kali sebulan.
2.  Desa Siaga dan Poskesdes.
Pengembangan Desa Siaga telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Untuk Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng, pengembangan dan pemantapan desa siaga dilaksanakan pada tahun 2010 Kegiatan pengembangan  menjadi Desa Siaga dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
a.         Sosialisasi Desa Siaga di tingkat Desa/Kelurahan
b.         Pelatihan kader untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)
c.         SMD langsung ke rumah sasaran
d.         Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
e.         Pembentukan Kepengurusan Desa Siaga
Setelah terbentuk kepengurusan desa siaga, langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan desa siaga. Pembinaan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas Kampung Teleng, pemegang program promkes Puskesmas dan bidan desa. Pembinaan ini bertujuan untuk lebih memantapkan tentang konsep desa siaga dan membahas tentang tindak lanjut dari permasalahan yang telah dikemukakan pada saat melakukan Musyawarah masyarakat Desa (MMD).


Berikut data peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.Peran Serta Masyarakat Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011


NO

DESA/KELURAHAN

POSYANDU

KADER

P.LANSIA

DESASIAGA
1
KBSS
2
10
1
1
2
KBSU
2
10
1
1
3
Aur Mulyo
3
15
1
1
4
Pasar
3
15
0
1
5
Tanah Lapang
2
10
2
1
6
Air Dingin
2
10
2
1
7
Sikabu
5
25
1
1

Jumlah
19
95
8
7
       Sumber Data : Puskesmas Kampung Teleng 2011.


















BAB 3
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN INTEGRASI

3.1 FUNGSI
Sebagai Pengelola Program Kesehatan Lingkungan ,dalam  melaksanakan upaya kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng, sanitarian memiliki lima (5) fungsi, antara lain :
1.   Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan lingkungan.
2.   Menginterpretasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia
3.   Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia
4.   Mengorganisir penaggualangan masalah kesehatan lingkungan
5.   Mengevaluasi hasil penanggulangan.
3.2 TUGAS POKOK
Melaksanakan Pengawsan Sanitasi Perumahan (jamban, sarana air bersih,Sampah,limbah) Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum.
3.3 TUGAS INTEGRASI
3.3.1    Pembina wilayah setempat (PWS) di Posyandu Air Gantang Desa Kubang Utara Sikabu
PWS bertanggung jawab dari segi kelancaran pelaksanaan posyandu, melakukan pembinaan terhadap kader posyandu, melaksanakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) dan penyuluhan kesehatan.
Lokasi dusun air gantang termasuk daerah yang sulit untuk dijangkau karena berada pada dataran tinggi dengan jalan yang kurang bagus menanjak dan pada saat hujan jalan akan sangat licin. Walaupun sasaran dari posyandu air gantang tidak banyak tetapi demi membantu masyarakat yang berada pada daerah sulit dari segi pelayanan kesehatan, posyandu di air gantang tetap dilaksanakan secara kontiniu. Tingkat kehadiran dari sasaran cukup baik. Dalam pelaksanaan posyandu PWS bekerjasama dengan seorang tenaga bidan desa.
3.3.2  Pembinaan dan pelaksanaan UKS di SMA PGRI Sawahlunto
Jadwal Kegiatan UKS dilaksanakan minimal satu kali dalam sebulan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan dalam gedung dan luar gedung, pemeriksaan kesehatan lingkungan sekolah meliputi pengelolaan sampah, air limbah, pemeriksaan jentik di sekolah, pembinaan warung sekolah.
3.3.3  Kegiatan Posyandu Lansia Kubang Sirakuk Utara
Kegiatan posyandu lansia diadakan sekali dalam sebulan sesuai dengan jadwal yang ditentukan pengelola program lansia di puskesmas. Dalam pelaksanaan posyandu dilakukan secara kolektif bersama tenaga paramedis, farmasi dan penyuluh kesehatan. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan setiap pelaksanaan posyandu dengan topik yang selalu berubah. 
3.3.4  Keterlibatan dalam masyarakat
a.   Di tempat tinggal
1)   Sebagai Panitia Pemilihan Kepala Desa Sikalang Tahun 2011.
2)   Pada tempat penulis berdomisili tepatnya di Desa Sikalang, kec.Talawi, penulis ditunjuk sebagai pengurus Mesjid Jami’ Ijtihad sebagai seksi kesehatan tahun 2010.
3)   Sebagai Anggota Seksi Kesehatan LPM Desa Sikalang Tahun 2010.
4)   Sebagai anggota Tim Pemicu CLTS di Kecamatan Talawi Tahun 2010.
5)   Sebagai Panitia Pelaksana pemilihan Umum legislatif dan presiden/wakil presiden di Desa Sikalang Tahun 2009.
6)   Sebagai Tim Operasional KKG PKK KB-Kes Kec. Talawi Tahun 2009.
7)   Sebagai anggota komite pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemic influenza di Kecamatan Talawi Tahun 2007.
8)   Sebagai anggota Pokja Forum Komunikasi Kota Bersih dan Sehat (Fortasih) Kecamatan Talawi dari Tahun 2006.
9)   Sebagai tenaga pelopor pencegahan malaria Desa Sijatang, Kec Talawi tahun 2006.
b.   Di Tempat Bekerja
1)   Sebagai anggota Tim penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sawahlunto Tahun 2011.
2)   Sebagai anggota Tim Safari Ramadhan 1432 H di Kel. Pasar, Kec. Lembah Segar Tahun 2011.
3)   Sebagai Anggota Tim Penyehatan Lingkungan Kec. Lembah Segar Tahun 2011.
4)   Sebagai anggota Tim Pembina dalam rangka persiapan lomba desa di Kel. Pasar, Kec. Lembah Segar Tahun 2011 dan 2012.






BAB 4
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN PRESTASI KERJA


4.1.        KEGIATAN POKOK
4.1.1 Pengawasan Rumah
a. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan perumahan dan lingkungan yang sehat.
b. Proses
Dalam melakukan pengawasan rumah dilakukan oleh petugas sanitasi, PWS dan kader Kesling yang telah dilatih. Instrument penilaian berupa Formulir Penilaian rumah dengan target pemeriksaan satu kali/tahun/rumah.
Gambar 3. Pengawasan Rumah








c.   Hasil
Pengawasan rumah dapat dilihat pada tabel berikut;
         Tabel 6.Pencapaian Pengawasan Rumah Puskesmas Kampung Teleng
     Tahun 2010 dan 2011

No

Desa
Pencapaian
Tahun 2010
Tahun 2011
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
1
KBSS
197
197
100
153
77,6
197
197
100
161
81,7
2
KBSU
216
216
100
168
77,7
217
217
100
177
81,5
3
A.Mulyo
224
224
100
181
80,8
228
228
100
190
83,3
4
Pasar
276
276
100
195
70,6
276
276
100
202
73,2
5
T.Lapang
296
296
100
241
81,4
296
296
100
256
86,4
6
A.Dingin
201
201
100
141
70,1
209
209
100
162
77,5
7
Sikabu
215
215
100
156
72,5
232
232
100
172
74

Total
1625
1625
100
1235
76
1655
1655
100
1320
79,7

    Grafik 1,Persentase Pengawasan Rumah Puskesmas Kampung Teleng
      Tahun 2010 dan 2011

\s
Dari grafik diatas dapat dilihat  peningkatan persentase jumlah rumah yang memenuhi syarat Kesehatan , yaitu 76% pada Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 79,7% pada Tahun 2011.

4.1.2 PENGAWASAN JAMBAN
a. Tujuan
Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.

b. Proses
pengawasan jamban dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah dengan target pemeriksaan 1 kali/tahun/sarana jamban.



            Gambar 4, Pengawasan Jamban
           

c.      Hasil
Pengawasan jamban dapat dilihat pada tabel berikut:
          
          Tabel 7.Pencapaian Sarana jamban Puskesmas Kampung Teleng
           Tahun 2010  dan 2011

No

Desa
PENCAPAIAN
Tahun 2010
Tahun 2011
LA.ST
LA.NST
NLA
MCK
Num
Pang
Tdk ada
L.A ST
LA.NST
NLA
MCK
Num
pang
Tdk ada
1
KBSS
140
40
6
0
8
3
154
36
0
0
5
2
2
KBSU
73
102
2
16
5
18
86
96
2
13
2
18
3
A.Mulyo
214
0
7
0
3
0
223
2
0
0
3
0
4
Pasar
53
221
2
0
0
0
69
207
0
0
0
0
5
T.Lapang
142
154
0
0
0
0
160
127
0
9
0
0
6
A.Dingin
111
78
6
0
2
4
118
83
2
0
2
4
7
Sikabu
116
37
31
26
5
0
171
30
19
7
5
0

Total
849
632
54
42
23
25
981
581
23
29
17
24
  Sumber data: Puskesmas Kampung Teleng
         Tabel 8.Pengawasan Jamban Puskesmas Kampung Teleng
           Tahun 2010 dan 2011

No

Desa
Pencapaian
Tahun 2010
Tahun 2011
Data
Dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
1
KBSS
197
197
100
140
71
197
197
100
154
78,1
2
KBSU
216
216
100
73
33,7
217
217
100
86
39,6
3
A.Mulyo
224
224
100
214
95,5
228
228
100
223
97,8
4
Pasar
276
276
100
53
19,2
276
276
100
69
25
5
T.Lapang
296
296
100
142
47,9
296
296
100
160
54
6
A.Dingin
201
201
100
111
55,2
209
209
100
118
56,4
7
Sikabu
215
215
100
116
53,9
232
232
100
171
73,7

Total
1625
1625
100
849
52,2
1655
1655
100
981
59,2
  Sumber Data : Puskesmas Kampung Teleng

       Grafik 2, Pencapaian Pengawasan Jamban Puskesmas Kampung Teleng
                                                        TH 2010 dan 2011
\s
Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase jumlah rumah dengan sarana jamban yang memenuhi syarat (Kloset leher angsa dengan septik tank)  dari 52,2% pada Tahun 2010 menjadi 59,2% pada Tahun 2011.

4.1.3 INSPEKSI SARANA AIR BERSIH
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran masyarakat dalam menciptakan sarana air bersih yang memenuhi syarat.
b. Proses
Pelaksanaan dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah, untuk penilaian tingkat resiko digunakan instrument formulir Inspeksi Sanitasi SAB, setelah itu disimpulkan hasilnya ke dalam formulir penilaian rumah.
Dari hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan pengambilan sampel terhadap sarana  yang tingkat pencemaran tinggi dan amat tinggi. Pemeriksaan kualitas bakteriologis dilakukan dua kali setahun, setiap pengambilan sampel rata-rata sebanyak 10 sampel air/pengambilan.
Gambar 5, Inspeksi Sarana Air Bersih
         


C. Hasil
Pengawasan Sarana Air Bersih dapat dilihat pada tabel berikut;
            
       Tabel 9.Pencapaian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB)
          Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010  dan 2011

No

Jenis SAB
PENCAPAIAN
Tingkat Resiko Pencemaran 2010
Tingkat Resiko Pencemaran 2011
Data
R
S
T
AT
Jum
Data
R
S
T
AT
Jum
1
SGL
116
9
75
32
0
116
116
9
89
18
0
116
2
SPT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
PMA
617
52
478
87
0
617
628
64
495
69
0
628
4
PAH
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
5
PDAM
851
36
795
20
0
851
862
42
798
22
0
862
6
N.PAM
8
0
0
0
8
8
8
0
0
8
0
8

Total
1585
97
1348
140
8
1607
1614
115
1382
118
0
1614


          Tabel 10.Pencapaian Pengawasan SAB Puskesmas Kampung Teleng
                                                    Tahun 2010 DAN 2011

 

Desa
Pencapaian
Tahun 2010
Tahun 2011
Data
Dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
1
KBSS
191
191
100
173
90,5
191
191
100
176
92,1
2
KBSU
199
199
100
185
92,9
200
200
100
186
93
3
A.Mulyo
224
224
100
201
89,7
228
228
100
205
89,9
4
Pasar
276
276
100
247
89,4
276
276
100
250
90,5
5
T.Lapang
296
296
100
281
94,9
296
296
100
281
94,9
6
A.Dingin
201
201
100
171
85
209
209
100
191
91,3
7
Sikabu
198
198
100
158
79,7
214
214
100
182
85

Total
1585
1585
100
1416
89,3
1614
1614
100
1471
91,1

                             Grafik 3,Pencapaian   Inspeksi Sarana   Air  Bersih (SAB)
                               Puskesmas Kampung TelengTahun 2010 dan 2011
\s
Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase SAB yang memenuhi syarat dari 89,3% pada tahun 2010 menjadi 91,1% pada tahun 2011. Selain itu Peningkatan juga ditunjang dengan adanya Program Pamsimas.

4.1.4 PENGAWASAN LIMBAH DAN SAMPAH
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola air buangan/limbah dan sampah agar tidak mencemari sumber air dan tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.
b. Proses
Pengawasan limbah dan sampah dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah dengan target satu kali/tahun/sarana.
Gambar 6, Pengawasan Limbah dan Sampah
 

c. Hasil
          Tabel 11.Pengawasan Limbah dan Sampah Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011

No

Sarana
Pencapaian
Tahun 2010
Tahun 2011
Data
Dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
1
Limbah
1505
1505
100
1099
73
1533
1533
100
1167
76,1
2
Sampah
1608
1608
100
981
61
1638
1638
100
1343
81,9

     Grafik 4, Pencapaian Pengelolaan Sampah dan Limbah Memenuhi Syarat
     Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011
\s
Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase pengelolaan limbah dari 73% pada Tahun 2010 menjadi 76,1% pada Tahun 2011, peningkatan pengelolaan limbah ditunjang juga adanya Program P2KP yang membangun riol-riol baru. Pengelolaan Sampah Mengalami Peningkatan dari 61% pada Tahun 2010 menjadi 81,9% pada Tahun 2011, peningkatan juga ditunjang oleh semakin tertibnya pembuangan Sampah Ke TPS/TPA yang disediakan Pemda.

4.1.5 PENGAWASAN TPM DAN TTU
a. Tujuan
1)     Mencegah terjadinya penyakit dan keracunan yang ditimbulkan atau disebabkan oleh pengotoran makanan dan minuman selama proses pembuatan, distribusi dan penyajian makanan dan minuman.
2)     Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan serta gangguan estetika dan bau yang mungkin ditimbulkan.
3)     Mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan bahaya kesehatan guna menuju kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
4)     Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan pengelola dalam menciptakan keadaan yang bersih dan sehat.
b. Proses
Pemerikasaan terhadap hygiene sanitasi  TPM/TTU dilakukan dua kali setahun/sarana, setiap melakukan pemeriksaan TPM khususnya rumah makan/warung nasi saran perbaikan dicatatkan pada buku khusus TPM. Pemeriksaan kesehatan peneglola dan tenaga penjamah makanan disarankan untuk dilakukan secara rutin 2 kali/tahun ke sarana kesehatan terdekat.
 Gambar 7, Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
      
C. Hasil
        Tabel 12.Pengawasan Sanitasi TPM dan TTU Puskesmas Kampung Teleng
 Tahun 2010 dan 2011

No

Sarana
Pencapaian
Tahun 2010
Tahun 2011
Data
Dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
Data
dasar
Diper
-iksa
%
MS
%
1
TPM
95
95
100
74
77,9
100
100
100
75
75
2
TTU
80
80
100
72
91
92
92
100
87
94,5


            Grafik 5, Pencapaian Pengawasan Sanitasi TPM dan TTU
                  Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011
\s
Dari tabel diatas dapat dilihat penurunan jumlah TPM yang memenuhi syarat dari 77,9% tahun 2010 menjadi 75% pada Tahun 2011 hal ini disebabkan kurangnya
Partisipasi dari Pengelola TPM dari kehadiran pada saat dilakukan acara pembinaan pengelola TPM. Pengawasa sanitasi TTU mengalami peningkatan dari 91% pada Tahun 2010 menjadi 94,5% pada Tahun 2011.

4.1.6 PELAYANAN KLINIK SANITASI
a. Tujuan
1)  Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2)  Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien,klien/keluarga pasien) tentang pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3)  Terciptanya keterpaduan antara program-program kesehatan dan sektor terkait yang dilaksanakan di puskesmas.
4)  Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan melalui PWS secara terhadap lingkungan dan penyakit.

b. Proses
pasien/klien yang terdaftar di loket setelah menerima kartu status seterusnya diperiksa oleh petugas poliklinik/KIA, apabila ditemui/didapatkan kasus penyakit yang berhubungan erat dengan lingkungan, maka yang bersangkutan dirujuk ke klinik sanitasi. Setelah diberi konsultasi tahap pertama masih menderita penyakit yang sama, selanjutnya akan dilakukan kunjungan rumah guna menganalisa faktor lingkungan yang berpengaruh.
Gambar 8, Konsultasi Klinik Sanitasi
      

c. Hasil
Pelaksanaan klinik sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut:

        Tabel 13.Kunjungan Pasien Klinik Sanitasi Puskesmas Kampung Teleng
      Tahun 2010 dan 2011

No

Tahun
                                         Pencapaian
Pasien
T.Lanjut
%
1
2010
93
93
100
2
2011
243
161
66,2

Dari tabel diatas dapat dilihat ada penurunan persentase dalam melakukan tindak lanjut klinik konsultasi kesling dari 100% pada Tahun 2010 menjadi 66,2% pada Tahun 2011, tetapi dari rata-rata jumlah pasien yang dikonsulkan dan yang ditindaklanjuti mengalami peningkatan. Hal ini ditunjang oleh jumlah tenaga sanitasi sebanyak dua orang, dalam pembagian tugas luar gedung dan dalam gedung.



4.1.7       PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH MASYARAKAT DAN DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

a. Tujuan
Untuk mengetahui apakah air yang digunakan sudah tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja (E.coli) sebagai petunjuk terhadap kualitas bakteriologis air.
b. Proses
Pengambilan sampel dilakukan dua kali setahun. Air yang berasal dari berbagai jenis SAB di masyarakat. Untuk sekali pengambilan rata-rata per-Puskesmas sebanyak 10 sampel, dengan menggunakan botol steril.  Selanjutnya diperiksakan ke laboratorium yang bertifikat:

Gambar 9, Pengambilan Sampel Air SAB Masyarakat dan Pemasangan Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang
       

c. Hasil
     Tabel 14.Pencapaian   Pemeriksaan   Kualitas  Air  Bakterilogis
               SAB Masyarakat Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011

No

Desa
Pencapaian Pemeriksaan SAB
SAB Masyarakat
Sampel

MS

%
1
KBSS
3
0
0
2
KBSU
3
0
0
3
A.Mulyo
2
0
0
4
Pasar
4
1
25
5
T.Lapang
2
0
0
6
A.Dingin
4
0
0
7
Sikabu
2
0
0

Total
20
1
5







   Tabel 15.Pencapaian Pemeriksaan Kualitas Air Bakterilogis  Depot Air Minum                                                                di Wilayah Kerja puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011

No

Desa
Pencapaian Pemeriksaan Kualitas Air Bakteriologs
Depot Air Minum Isi Ulang
Jumlah depot

Triwulan I
(MS)
Triwulan II (MS)
Triwulan III (MS)
Triwulan IV (MS)
1
KBSS   
1
-
-
1
1
2
KBSU
0
0
0
0
0
3
A.Mulyo
0
0
0
0
0
4
Pasar
1
1
1
1
1
5
T.Lapang
2
1
2
2
2
6
A.Dingin
0
0
0
0
0
7
Sikabu
0
0
0
0
0

Total
4
2
3
4
4

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 20 sampel air masyarakat yang diperiksakan ke Labkesda Solok, ternyata hanya 5% yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil pemeriksaan depot pada triwulan II terdapat satu(1) yang tidak memenuhi syarat.

4.2.        KEGIATAN INOVASI
Kegiatan inovasi dilakukan dalam Usaha untuk Menunjang pencapaian program kesling dan dalam rangka pemecahan masalah di masyarakat yang berhubungan dengan sanitasi ditempat bekerja dan tempat tinggal petugas. Beberapa inovasi telah dilaksanakan dan yang sedang dilaksanakan.

4.2.1 Menciptakan Alat Penjernih Air Berupa Saringan Pasir Lambat dengan Memanfaatkan Galon Air Pecah (GANCAH)

a.        Permasalahan :
1)Dari hasil pemeriksaan kualitas secara bakteriologis terhadap 20 sampel Sumber Air Bersih Masyarakat yang bersumber dari PDAM, mata air, sumur gali pada Tahun 2010 tidak ada yang memenuhi persyaratan dan pada Tahun 2011 hanya satu sampel (5%) yang memenuhi syarat.
2)12 buah sumur  gali yang dimanfaatkan 57 kepala keluarga di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara bearada di pinggir sungai yang memiliki tingkat resiko tinggi
3)Kasus Diare menjadi salah satu 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kampung Teleng.
4)Kelurahan Kub.Sirakuk Utara menjadi salah satu daerah dengan kasus diare tertinggi di Puskesmas Kampung Teleng.

b.   Kegiatan Yang Dilakukan
1)   Melakukan Penyuluhan Tentang Air Bersih
· Pengertian air bersih secara umum adalah adalah air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
· Persyaratan air bersih
-    Syarat fisik : jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan temperatur tidak melebihi suhu udara.
-    Syarat kimia : tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun, tidak mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
-    Syarat bakteriologis : tidak mengandung parasit, patogen dan bakteri Coli.
-    Syarat radioaktif : tidak mengadung sinar alfa dan sinar gamma.
· Penyakit yang berhubungan dengan air :
-    Penyakit yang disebabkan mengkonsumsi air yang tidak bersih seperti kholera, dysentri, typhoid dan hepatitis.
-    Penyakit yang disebabkan parasit ditularkan oleh organisme patogen yang mengalami siklus hidupnya dalam air seperti penyakit cacing (shistosomiasis).
-    Penyakit yang disebabkan serangga yang menggunakan air sebagai tempat bertelur dan berkembangbiak seperti; malaria, DBD.
·      Zat kimia yang terdapat dalam air
-  Derajat keasaman (PH), standar yang diperbolehkan 6,5-9,2 apabila PH kurang, dapat mengakibatkan korosif pada pipa air yang terbuat dari logam, beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun dan mempengaruhi beberapa mikroba dalam air.
-  Besi (Fe), kandungan besi dalam air yang diperbolehkan 0,1 -1 ppm apabila melebihi 0,5 ppm dapat mengakibatkan warna air menjadi kuning kemerah-merahan, rasa tidak enak pada air minum.
-  Mangan (Mn), kandungan mangan dalam air yang diperbolehkan 0,05 -0,5 ppm apabila melebihi menimbulkan noda kecoklatan pada pakaian dan kerusakan hati.
-  Chlorida (Cl), kandungan Chlorida yang diperbolehkan 200 – 600 ppm dalam jumlah kecil dibutuhkan sebagai desinfektan, apabila berkaitan dengan ion menyebabkan rasa asin dan merusak pipa air.
- Sulfida (H2S), kandungan sulfida dalam air harus nol ppm, karena sangat beracun, dan berbau busuk, dalam jumlah besar dapat menimbulkan korosif pada pipa air.
- Amonium (NH4), kandungan amonium dalam air harus nol ppm, kandungan senyawa ini dapat menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung.
- Nitrit (NO2), nitrit adalah senyawa kimia yang tergolong kimia beracun, kandungan nitrit harus harus nol ppm, adanya bahan kimia ini di dalam air dapat menimbulkan terbentuknya Methaemoglobin dalam darah sehingga mengahambat perjalanan oksigen dalam tubuh.
·      Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Air
-    Permenkes RI No.173/Menkes/per//VII/1977
-    Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990
-    Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002
-    Permenkes RI No.492/Menkes/per/IV/2010
·      Sejarah Saringan Pasir
Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Parsley Skotlandia Tahun 1804 dalam skala kecil, kemudian pada tahun  1829 James Simpson membuat saringan pasir lambat (SPL) dalam skala yang besar untuk perusahaan air Chilsea di Inggris (Birdi,1979).
SPL mempunyai derajat keefisienan yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa dan bau pada air, bahkan mampu meghilangkan bakteri dengan baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau kadang-kadang ditambahkan karbon aktif. Untuk menghilangkan bakteri ditambahkan kaporit.
Kelebihan SPL telah dibuktikan secara meyakinkan dalam kaitannya dengan kualitas air minum yang aman dikonsumsi dari segi bakteriologis. Pada Tahum 1892 di Kota Hamburg dan Altona, yang airnya tercemar sehingga mengakibatnya epidemi Kholera. Di Kota Altona, yang telah  menggunakan instalasi pengolahan air dengan SPL terhindar dari epidemi penyakit tersebut, sedangkan Kota Hamburg yang tidak menggunakan instalasi SPL terjangkit wabah dengan kematian warganya sebanyak 7582 orang (Huisman,1975).
Kelemahan SPL adalah daya penyaringan yang rendah, sehingga dalam kontruksinya memerlukan area yang luas, rendahnya daya penyaringan ini disebabkan karena kecepatan air yang mengalir melalui SPL sangat kecil. SPL sangat cocok digunakan dalam skala kecil (Birdi,1979).
·   Pengertian Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun memiliki kandungan kuarsa yang tinggi. Unit ini sudah menjadi media teknologi pengolahan air yang efektif lebih dari 150 tahun, SPL ini dikenal di Inggris sebelum tahun 1830, dan pertama kalinya menjadi instalasi yang sukses dalam pengolahan air minum (Taweel dan Ali,1999).
·   Spesifikasi Saringan Pasir Lambat (SPL)
Beberapa kriteria disain instalasi pengolahan air SPL
-    Kecepatan filtrasi 0,1 m/jam – 0,4 m/jam
-    Tinggi media permukaan airnya diukur dari media saringan pasir 1 meter s/d 1,5 meter.
-    Tebal filter yang baik antara 1 m -1,4 m tapi masih diizinkan antara 1,5 m s/d 3,6 m
-    Diameter efektif pasir antara 0,15 mm s/d 0,36 mm
-    Kerikil penyaring dipilih dari dengan bahan batu kerikil yang dapat menghalangi masuknya pasir ke dalam rongga penampung air.
·   Air baku yang dapat diolah pada SPL, karena tidak adanya pengolahan secara kimia sebagai pengolahan pendahuluan maka air baku yang diolah dengan persyaratan sebagai berikut :
-    Tidak ada residu oksidan misalnya chlorine. Tingkat kekeruhan rendah kurang dari 5 NTU
-    Tidak mengandung algae dan konsentrasi maksimum khlorofil 0,05µg/L
-    Konsentrasi maksimum bersi (Fe) 0,3 mg/L dan konsentrasi maksimum mangan (Mn) 0,05 mg/L.
-    Hindari air baku yang mengandung logam berat
-    Hindari air baku dengan kandungan pestisida  dan herbisida kecuali apabila digunakan karbon aktif.
-    Hindari air baku dengan warna tinggi kecuali apabila digunakan pengolahan pendahuluan ozone.

·   Kelebihan Saringan Pasir Lambat
-    Besi dan mangan dapat dihilangkan sampai 97% berdasarkan kedalaman  media filter.
-    Sistem penyaringan rumah tangga yang murah dan mudah untuk membuat, mengoperasikan dan pemeliharaan.
-    Tidak memerlukan bahan kimia sehingga biaya operasinya sangat murah
-    Bau, warna, kekeruhan dan rasa dapat dihilangkan.
-    Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan secara fisik dan biokomia.
-    Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
·   Kekurangan Saringan Pasir lambat
-    Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar, sehingga sering terjadi kebuntuan, akibat waktu pencucian filter menjadi pendek.
-    Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
-    Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula.
-    Tidak dapat mengolah air gambut.
2)   Menciptakan alat Saringan Air “Gancah”
·    Saringan Air “Gancah”
-       Saringan pasir Gancah adalah sebuah alat penyaringan air dengan media filter berupa pasir, arang, kerikil, ijuk dengan memanfaatkan  galon air minum isi ulang yang sebanyak tiga buah, yang dipasang bersusun secara bertingkat.
Gambar 10, Saringan Air “GANCAH”
      Tampak Depan                             Tampak Samping



·    Alat
-      Gergaji besi
-      Pisau ujung runcing atau bor.

gergaji besi.jpeg       
                              Gergaji besi                                 pisau
·    Bahan
-      3 (tiga) buah galon air minum isi ulang yang bekas
-      Pasir sebanyak 2/3 volume galon
-      Kerikil sebanyak  2/3 volume galon
-      Ijuk 1/3 volume galon
-      Tawas 1 sdm
-      Kaporit 1 sdm
-      Arang batok 1/5 volume galon
-      Lem plastik
-      Kran air galon
·    Cara Membuat
-     Langkah satu : perbaiki bagian galon yang pecah dengan lem plastik atau dengan plastik yang dibakar.
              galon air 2.JPG           
                                      Galon I                                         lem plastik
-       Langkah dua : Potong bagian atas galon I, lalu pasangkan kran air.
-       Langkah tiga : potong bagian bawah galon II dan galon III
-       Langkah empat : isi galon I dengan air
-       Langkah lima : taruh galon II diatas galon I yang telah diisikan ijuk dan kerikil.
 





-       Langkah enam : taruh galon III yang berisi pasir dan arang pada bagian atas.
                       
-      Selesai.         
·    Cara Kerja Alat:
-   Taburkan tawas yang sudah dihaluskan 1 sdm dan juga ditambahkan kaporit sebanyak 1 sdm ke dalam air baku.
-   Air kotor yang disikan dari atas akan turun ke bawah, sesuai dengan gaya gravitasi.
-   Selanjutnya kotoran yang ada akan disaring oleh pasir, arang, kerikil dan ijuk.
-   Padatan (suspended) yang berukuran kecil yang lolos dari penyaringan akan mengalami koagulasi karena ditambahkan tawas. Akhirnya mengendap pada bagian dasar galon I.
-   Air yang dimasukkan dari atas akan menekan cadangan air bersih yang ada pada bagian dasar akhirnya keluar melalui kran.
-   Kegunaan adanya cadangan air pada galon I adalah sebagai tempat cadangan air bersih, tempat terjadinya proses koagulasi partikel padatan yang halus, supaya alat menjadi berdiri dengan stabil karena air yang berada pada galon I dapat meredam gaya tekanan dari atas dan gaya dorong dari samping.
-   Untuk kestabilan perlu dibuatkan kaki standar dari bahan kayu atau besi agar supaya dapat berdiri lebih stabil.






·    Kelebihan Saringan air “GANCAH”
-     Tidak membutuhkan ruang yang luas untuk penempatan alat
-     Mudah dalam pemeliharaan karena antara galon I, II dan III terpisah dan mudah untuk diangkat.
-     Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga sangat cocok digunakan pada lokas bencana untuk penyediaan air bersih seperti: kondisi banjir.
-     Bahan yang dibutuhkan seperti pasir, kerikil, ijuk tidak banyak sehingga tidak meyulitkan untuk penyediaan bahan.
-     Dapat menjernihkan dengan kemampuan yang hampir sama dengan saringan pasir yang lebih besar.
-     Karena terdapatnya endapan air pada galon I membuat alat menjadi stabil/tidak goyang.
-     cadangan air bersih pada galon I menjadikan tidak perlu menunggu terlalu lama sampai air bersih keluar, karena air bersih yang ada pada galon satu akan terdorong keluar sewaktu kita isikan air baku dari atas.
-     Terjadi proses koagulasi/penggumpalan pada bagian dasar galon satu menjadikan air menjadi menjadi lebih jernih.
-     Karena ditambahkan kaporit sehingga dapat memenuhi persyaratan bakteriologis.
-     Harga yang dibutuhkan untuk satu alat tidak lebih dari Rp.20.000,- dengan catatan pasir, kerikil dicari sendiri di sungai.
 Gambar 11, Air Yang Dihasilkan Dari Saringan Air Gancah
   



·    Kekurangan Saringan Air “GANCAH”
- karena volume alat yang kecil sehingga debit yang dihasilkan tidak secepat dan sebesar saringan pasir yang dibuat dari drum.
- karena keterbatasan dana maka kemampuan alat dalam memperbaiki kualitas kimia air belum diuji.
c. Hasil Kegiatan
Pemanfaatan Saringan Air Gancah telah dapat menurunkan  kasus diare di Kelurahan Kub.Sirakuk Utara. Dari hasil laporan Program P2Diare di Puskesmas Kampung Teleng, pencapaian komulatif kasus diare pada Bulan April 2011 sebanyak 24 kasus, kemudian mengalami penurunan pada  Bulan April 2012 menjadi 11 kasus.

4.2.2 Melakukan Penyuluhan Kesehatan Dan Pemicuan CLTS di Setiap Kesempatan Pertemuan Dengan Masyarakat.

a.   Permasalahan;
·           Penyakit yang berbasis lingkungan masih belum bisa ditekan sampai kebatas terendah seperti ;
      Tabel 16, Data Penyakit Yang Berhubungan Dengan Masalah    Lingkungan Puskesmas Kampung Teleng 2010 dan 2011
No

Penyakit
        
  TH 2010
    
 TH 2011
      1  
Diare
           532
       496
      2
TB Paru
           8
       8
      3
DBD
          23
       32
     4
Malaria
          6
      12

·      Masyarakat memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan kesehatan karena belum memahami benar tentang penyakit yang berbasis lingkungan.
·      Penyuluhan yang dilakukan lebih sering tidak menggabungkan kedua media yaitu media audio dan media visual karena keterbatasan dari segi alat dan sumber referensi tentang penyakit berbasis lingkungan.
·      Pencapaian masyarakat yang memiliki jamban leher angsa dengan septik tank baru mencapai 59,2%.

b.   Kegiatan Yang Dilakukan
·      Melakukan penyuluhan audio visual dengan menggunakan media infocus
·      Melakukan pemicuan dengan metode CLTS di seluruh desa/kelurahan di wilayah kerja kampung teleng.
·      Melakukan penyuluhan kesehatan pada setiap kesempatan ada pertemuan dengan masyarakat seperti ; kegiatan safari ramadhan di Kelurahan Pasar dan Desa Sikabu.
·      Mengunduh video penyuluhan yang berhubungan dengan penyakit menular yang tersedia di internet.
·      Mensosialisasikan Target ODF (open defecation free) yaitu masyarakat yang bebas dari BAB sembarangan kepada stakeholders seperti ; pada rapat koordinasi di kecamatan, rapat di desa/kelurahan.
·      Pelaksanaan CLTS door to door kepada beberapa Kepala Keluarga. Dengan cara melakukan kunjungan secara intensif kepada beberapa kepala keluarga sampai mereka mau membuat jamban leher angsa dengan septik tank.
·      membuat kartu pengawasan jentik yang melibatkan secara aktif PWS dan warga sekolah dalam pengawasan tempat perindukan nyamuk di sekolah.

          Gambar 12, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
 






c.   Hasil Kegiatan
·     Dua buah dusun (Dusun Air Gantang Desa Kubang Utara Sikabu dan  RW I Dusun Aur Mulyo) menjadi ODF.
·     Terjadi peningkatan masyarakat yang membuat jamban dengan septik tank sebanyak 132 orang di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng pada Tahun 2011.
       Gambar 13, Deklarasi ODF di Dusun Air Gantang Dihadiri Oleh Bapak Wakil Wali Kota Sawahlunto
          

4.3.  PRESTASI KERJA

Prestasi kerja yang dicapai selama bekerja
1.   Puskesmas Talawi (Tahun 2003 s/d 2010)
-  Juara II Sanitarian Teladan Se-Kota Sawahlunto Tahun 2007.
-  Juara III tenaga penyuluh teladan se-Kota Sawahlunto Tahun 2009.
-    Turut serta mengantarkan Puskesmas Talawi meraih penghargaan tertinggi Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional Tahun 2004.
2.   Puskesmas Kampung Teleng (Tahun 2012 s/d Sekarang)
-  Juara 1 Tenaga Penyuluh Teladan se-Kota Sawahlunto Tahun 2011.








BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Dalam melakukan usaha  merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan merupakan suatu hal yang tidak mudah. Petugas Sanitasi dilapangan harus banyak melakukan pengembangan dengan kegiatan-kegiatan inovasi yang cocok dengan masyarakat yang dihadapi.
5.1.2Kegiatan inovasi yang dilakukan harus memiliki kriteria Murah, Mudah dan   dapat Menyentuh masyarakat  agar tergugah untuk melaksanakannya.
6.1.3Dibutuhkan tekad dan semangat yang kuat dari petugas kesehatan di lapangan yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
5.2 SARAN
5.2.1Diharapkan dukungan terhadap kreatifitas dari sanitarian karena tanpa dukungan dari semua pihak, daya kreatifitas tidak akan berkembang dan akhirnya tidak dapat dirasakan manfaatnya dari masyarakat.
5.2.2Menciptakan teknologi tepat guna yang memenuhi prinsip 3 M (Murah, Mudah dan Menyentuh).


No comments:

Post a Comment