Saturday 31 January 2015

Stop Pembangunan WC Umum

Yang saya maksudkan adalah penghentian pembangunan WC umum di pusat pemukiman, kecuali di daerah wisata.

Salah satu warisan kebijakan sanitasi di masa terdahulu adalah gencarkan pembangunan fasilitas MCKU (mandi, cuci dan kakus) untuk umum.

Kenyataannya sekarang hanya beberapa saja yang masih digunakan, sebagian besar cuma tinggal monumen. Penyebabnya antara lain;
* tidak adanya orang yang bertanggungjawab dalam hal pemeliharaan untuk keberlangsungan sarana.
* kekuatan bangunan
* masyarakat sudah mulai memiliki fasilitas MCK pribadi.
*penempatan lokasi MCK
* masalah suplai air

Sebaiknya didorong masyarakat untuk menyediakan fasilitas sanitasi pribadi. MCKU hanya cocok di daerah pemukiman rapat dan pada fasilitas umum (pasat, pusat rekreasi).

Thursday 29 January 2015

Karpet Mesjid Berdebu (sanitasi mesjid)

Sujud merupakan salah satu gerakan sholat. Dengan cara menempelkan kening ke lantai sambil mengucapkan bacaan yang mensucikan dan meninggikan Allah swt. Menurut pemahaman saya sujud menunjukkan pengakuan kita atas kesucian dan ketinggian derajad tuhan yang maha kuasa.

Kepala adalah bagian tubuh yang paling tinggi letaknya. Orang bisa berkelahi apabila kepalanya  dihinakan. Tetapi dalam islam orang mau meletakkan sesuatu yang dijunjung tinggi (kepala) ke tempat yang serendah-rendahnya (lantai) karena Allah swt, sujud merupakan bentuk pengakuan penghambaan kita kepada tuhan. Dalam sehari tidak kurang dari 17 kali yang wajib.

Pada saat sekarang sudah lazim kita lihat mesjid atau musholla disediakan alas untuk sujud berupa karpet permadani. Kalau dahulu masih kita temui surau dari kayu kemudian disediakan sajadah alas sujud.

Sebagai syarat sahnya shalat adalah suci pakaian dan tempat shalat dari najis. Sajadah atau karpet permadani juga harus bersih dari debu. Karpet yang terbentang terus menerus akan menampung debu yang banyak dan juga sering tanpa sengaja jamaah menginjak tempat sujud.

Disini peran gharim (pengurus kebersihan sarana ibadah) sangat penting sekali. Untuk mesjid yang ada pengurusnya dan dikelola dengan baik mungkin karpet permadani ini selalu dibersihkan dengan penghisap debu (vacum cleaner) tetapi beberapa mesjid karpet ini mungkin jarang dibersihkan.

Aroma debu terasa sekali ketika kita bernafas saat sujud. Nafas terasa agak sesak. Untuk menghindari debu terhirup masuk kedalam paru-paru saya berusaha menahan nafas ketika sujud.

Sebagai muslim saya merasa berkewajiban untuk mengingatkan. Atau bisa diganti saja dengan lantai yang dilapisi kayu, karena lantai tersebut tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan ( cukup dengan dipel saja).

Sekarang sudah sering kita temui mesjid dengan lantai dilapisi kayu, kemudian alas sujud cukup diberi kain putih yang bersih. Ketika sholat di mesjid itu terasa sangat nyaman dan juga menambah kekhusyukan dalam sholat.

Harapan saya semoga ini dapat dibaca oleh pengurus mesjid. Supaya ibadah yang bertamakali ditanyai ketika kita meninggal (sholat) ini dapat dilakukan secara maksimal.

Kabupaten Kota Sehat


Sejarah awal kota sehat pertama kali dikembang kan di Eropa oleh WHO pada tahun 1980an sebagai strategi awal menyongsong Ottawa Charter, intinya adalah kesehatan dapat dicapai dengan mensinergikan seluruh aspek (sosekbudling). Fokus pelaksanaanya tidak menekankan hanya pada pelayanan kesehatan tetapi juga jasmani dan rohani. Di indonesia kota sehta dimulai dengan ditandai oleh pencanangan oleh Mendagri pada tanggal 26 oktober 1998 di jakarta sebagai pilot proyeknya adalah (kab.Cianjur, kota balikpapan, bandar lampung, Pekalongan, Malang dan jakarta timur).
Kabupaten kota sehat adalah suatu kondisi kabupaten kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemda.

Kawasan sehat adalah suatu kondisi wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat bagi pekerja dan masyarakat, melalui peningkatan suatu kawasan potensial dengan berbagai kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat, kelompok usaha dan pemerintah daerah.

Desa/Kelurahan Sehat adalah kondisi dari suatu desa/kelurahan yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya suatu kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan perangkat daerah. Forum adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasi.

STRATEGI
  • melibatkan semua potensi masyarakat
  • advokasi
  • pengembangan kota sehat sesuaikan dengan visi dan misi daerah
  • kota kembar 
  • mengmbangkan informasi
  • menimbulkan potensi ekonomi
  • kerjasama antar forum
dengan dilaksanakan kabupaten kota sehat maka ada dampakpositif bagi pimpinan daerah
  • memperoleh dukungan masyarakat sehingga menguatkan posisi kepemimpinan
  • indikator kinerja pemda
  • pemberdayaan masyarakat dalam berbudaya hidup sehat
Tatanan kabupaten/kota sehat
  1. kawasan permukiman, sarana dan prasana umum
  2. kawasan sarana lau lintas tertib dan transportasi
  3. kawasan pertambangan sehat
  4. kawasan hutan sehat
  5. kawasan industri dan perkantoran sehat
  6. ketahanan pangan dan gizi
  7. kehidupan masyarakat yang mandiri
  8. kawasan pariwisata sehat
  9. kehidupan ssosial yang sehat

Indikator Pokok (wajar 9 tahun, melek huruf, pendapatan perkapita, AKB, AKI, rencana tata ruang, dana sehat raskin.)

Indikator Umum ( dukungan pemda, dukungan lintas sektor, tim pembina kota dan kecamatan, forum kotakabupaten, sekretariat, forum komunikasi, pokja berfungsi, adanya kesepakatan masyarakat tentang pilihan tatanan kegiatan, perencanaan oleh masyarakat dan pemda, adanya kegiatan)

Indikator khusus

A. kawasan permukiman sarana prasarana sehat
indikator: udara bersih, air sungai bersih, penyedian air bersih masyarakat, air limbah rumah tangga, pengelolaan sampah, perumahan permukiman sehat, taman kota/hutan kota, sekolah, pengolahan pasar, sarana olah raga/taman bermain, sektor nformal (asongan/kaki lima).

B. Kawasan tata tertib lalu lintas dan pelayanan transportasi
indikator : pelayanan angkutan umum, terminal dan halte, rawan kecelakaan, penataan, tatib lalu lintas dan safety, kemasyarakatan.

C. Kawasan pariwisata sehat
indiktor ; informasi pariwisata dan kesehatan, sarana wisata, objek dan daya tarik wisata, pelayanan kesehatan, sarana penunjang, kemasyarakatan.

D. Kawasan Industri dan perkantoran
indikator : Lingkungan fisik industri, kantor dan perdagangan, sektor informal, keselamatan kerja, pencegahan kecelakaan dan rudapaksa, sosekkesmas.

E. Kawasan pertambangan sehat
indikator : lingkungan tambang, reklamasi daerah bekas tambang, keselamatan kerja. sosekkesmas, pemukiman.

F. Kawasan Hutan Sehat
indikator : kemantapan kawasan, keamanan hutan, rehabilitasi lahan dan konversi tanah, keanekaragaman hayati, sosekkesmas.

G. Ketahanan Pangan dan Gizi
indikator : ketersediaan, distribusi, konsumsi, kewaspadaan, kemasyarakatan.

H. Kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri
indikator : PHBS, Tempat-tempat umum, pemukiman perumahan dan bangunan sehat, penyediaan air bersih, keselamatan kerja, kespro dan KB, kese jiwa, pola asuh anak, olahraga, program anti tembakau, imunisasi, pelayanan penobatan dan perawatan, pemberantasan malaria, Pemberantasan DBD, pemberantasan TB paru, pemberantasan diare, pencegahan penyakit degeneratif, gizi,  jaminan kesehatan/asuransi.

I. Kehidupan sosial yang sehat
indikator ;penanganan kemiskinan dan ketunaan sosial, penanganan kecacatan, penanganan komunitas adat terpencil, penanganan keterlantaran, penanggulangan korban bencana.

Kriteria Penghargaan kabupaten kota sehat berdasarkan pencapaian
  1. PADAPA (2 tatanan, 51 s.d 60% pencapaian)
  2. WIWERDA (4 tatanan, 61 s.d 70% pencapaian)
  3. WISTARA (5 tatanan, 70% pencapaian)
jika dua tahun sekali memenuhi kriteria dapat diberikan penghargaan swasti saba.



Sumber : BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN KABUPATENKOTA SEHAT disusun Direktorat Penyehatan Lingkunagn Tahun 2012.




Makanan Bersih, Sehat dan Halal

Ketika memilih suatu makanan kita tidak boleh hanya memikirkan rasa saja. Kebersihan dan makanan tidak berdampak negatif bagi kesehatan bagi yang memiliki riwayat penyakit khronis tertentu perlu dipertimbangkan.

Bagi seorang muslim ditambah lagi yaitu makanan yang dimakan harus halal. Yang dimaksud halal itu bukan hanya halal bahan bakunya (misal ayam) tetapi juga hewan tersebut harus disembelih dengan nama Allah Swt.

Siapa yang tidak suka melancong keluar negeri, dan mencoba kuliner khas negara tersebut. Walaupun bahan bakunya sama tetapi teknik pengolahan dan bumbu yang dipakai menyebabkan cita rasa yang khas. Tapi sekali lagi bagi seorang muslim yang bepergian ke negara mayoritas nommuslim harus lebih hati-hati.

Alasannya adalah jika anda makan ayam goreng di restoran nonmuslim, apakah anda yakin ayam yang dimasak tersebut disembelih dengan nama Allah (bismillah), kalau tidak berarti statusnya sama dengan bangkai. Jika ragu sebaiknya jangan dimakan. Saran ini ditujukan bagi saudara yang muslim saja.

Tuesday 27 January 2015

Batu Akik Bisa Menjadi Media Penumpukan Bakteri

Memang benar batu akik sekarang lagi booming, batu akik yang biasa dipakai oleh akik-akik (kakek) sekarang digemari juga oleh anak muda. Harganya mulai puluhan ribu bahkan sampai puluhan juta. Batu akik jika dipakai untuk keindahan tidak menjadi masalah.  Yang tidak boleh mempercayai batu akik mempunyai kekuatan itu bisa membawa umat islam pada kesyirikan

Tak ada larangan untuk memakai batu akik. Yang perlu diperhatikan beberapa hal yang bisa merugikan kesehatan berikut ini:
* bersihkan batu akik anda setiap hari dengan sabun anti septik. Cincin pengikat batu biasanya memiliki tekstur dan lubang-lubang yang bisa menjadi tempat penumpukan daki, keringat, tinja, bahan makanan.

* untuk para pengolah makanan yang bekerja di dapur, ketika bekerja sebaiknya dibuka dulu karena cincin pengikat yang terbuat dari logam ketika bersentuhan dengan bahan makanan, akan terjadi reaksi kimia yang dapat merugikan kesehatan.

* sering-sering cium cincin batu akik anda, jika ada bau yang tidak sedap berarti sudah ada penumpukan bakteri.

* sikat setiap hari cincin akik anda dengan sikat gigi agar tetap bersih. Terutama anda yang memakai pada sebelah kiri, waktu cebok bisa saja ada tinja melekat.

* bagi yang memakai cincin akik di sebelah kanan, sebaiknya gunakan sendok garpu ketika makan.

Sunday 25 January 2015

Kelambu Berinsektisida

Salah satu pencegahan supaya tidak digigit nyamuk adalah menggunakan kelambu berinsektisida. Pemakaian kelambu jenis ini ditujukan untuk penanggulangan wabah penyakit malaria di masyarakat.

Kelambu berinsektisida adalah sejenis kelambu yang dibuat untuk mengurangi kontak manusia dengan nyamuk, dengan cara membunuhnya ketika nyamuk hinggap. Kelambu ini juga bisa membuat nyamuk menjauh, tidak berani hinggap. Kelambu berinsektisida diberikan terutama untuk balita dan ibu hamil.

Cara menggunakan kelambu berinsektisida:
* pertama kali sebelum digunakan, anginkan dulu selama 24 jam. Tidak boleh terkena matahari langsung.
* simpan dibawah kasur atau alas tidur.
* jika ada yang rusak segera dijahit
* jauhkan dari api karena mudah terbakar

Cara perawatan kelambu
* cuci sekali 3 bulan dengan air dingin serta deterjen
* jangan direndam, disikat dan dikucek
* jemur ditempat yang tidak terkena matahari langsung.

Friday 23 January 2015

Musim Hujan Datang Demam Berdarah Berkembang

Sesuai dengan judul diatas, sudah menjadi tradisi ketika musim hujan datang maka penyakit demam berdarah (DBD) mulai berjangkit. Bahkan sampai menimbulkan korban jiwa apabila terlambat ditangani. Keterlambatan kadang disebabkan karena gejala awal mirip dengan demam biasa saja.

Sekarang kita coba menganalisa apakah memang hujan yang membawa penyakit atau perilaku kita yang tidak sehat. Yang sebenarnya terjadi adalah hujan adalah rahmat tuhan yang diperuntukkan bagi kita manusia. Tetapi timbulnya wabah demam berdarah disebabkan perilaku kita.

Perilaku kita, membuat peternakan larva aedes di drum penampung air. Pot bunga yang tanahnya sudah tidak mampu lagi menyerap air. Semua dapat kita lihat di gambar dibawah ini.

Sangat mudah untuk menyalahkan petugas kesehatan. Gambar yang anda lihat dibawah ini, sesudah petugas berbusa-busa mulutnya mengajak warga untuk melaksanakan 3M. Ketika fogging sudah dilaksanakan, bahkan sudah ada korban nyawa. Kalau begini haruskah petugas kesehatan turun kerumah warga untuk menutup drum atau kegiatan pencegahan lainnya. DBD sangat berkaitan juga dengan tingkat kepedulian warga dan juga lintas sektor. Tanpa itu mustahil DBD dapat dikurangi...

Pasar Raya Padang

Memang sekarang saya bukan warga padang dengan KTP padang, tetapi padang adalah tempat saya dilahirkan kedua orang tua saya berasal dari padang (koto tangah). Sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi saya tamatkan di padang.

Slogan padang kota tercinta dan kubela selalu ada dalam otakku. Banyak sekali kenangan masa kecil dan masa remaja di padang. Semua orang tahu, Kota Padang adalah langganan Piala Adipura. Ketika pak Azwar Anas jadi gubernur dan pak Syahrul ujud menjadi walikotanya. Masih terbayang di ingatan saya bagaimana bentuk pasar raya padang ketika itu.

Didepan masjid muhammadiyah ada air mancur menambah keindahan dan sederet bayangan masa lalu. Pergi ke pasar raya sangat menyenangkan. Tetapi keadaan sekarang jauh berbeda. Pasar raya padang sembraut. Pedagang tumpah ruah ke jalan. Terminal sudah tidak ada lagi. Mobil angkot ngetem sembarangan.

Pada masa walikota Fauzi Bahar yang juga asli padang, kami berharap banyak untuk membenahi pasar raya padang. Sekarang dilanjutkan oleh walikota terpilih pak Mahyeldi Ansharullah. Kepada bapak kami berharap banyak, supaya pembenahan pasar raya dapat menjadi prioritas utama untuk dibenahi. Karena pasar raya adalah etalase kota padang.

Petugas Kebersihan

Apakah anda pernah punya cita-cita menjadi petugas kebersihan atau untuk kaum ibu, maukah anda menjadi istri petugas kebersihan.

Petugas kebersihan adalah profesi yang mulia yang bermanfaat bagi dunia dan juga akhirat. Mungkin kita pernah mendengar cerita yang menggambarkan seseorang bisa masuk surga hanya karena menyingkirkan duri dari jalan.

Menyingkirkan duri dijalan saja bisa menghantarkan seseorang masuk surga. Kita lihat petugas kebersihan, ketika kita masih santai memeluk bantal, mereka sudah mulai bekerja. Sampah bekas popok terkena tahi anak kita mereka kumpulkan.

Sisa kulit durian habis pesta semalam mereka pungut. Pernahkan kita berbasa-basi memberikan durian yang belum sempat dimakan. Coba anda bayangkan sehari saja mereka tidak bekerja. Tentu anda akan menyaksikan sampah berserakan dimana-mana. Bau busuk menyengat dan lalat beterbangan.

Sekali lagi saya tanyakan. Apakah pernah melihat petugas kebersihan punya mobil mengkilap dan rumah mewah. Apakah negeri ini butuh petugas kebersihan atau gayus. Mungkin mereka tidak meminta mobil dan rumah mewah. Paling hanya cukup makan, ada tempat bernaung (rumah) dan bisa menyekolahkan anaknya agar kelak tidak menjadi petugas kebersihan seperti bapaknya.

Sarab untuk PEMDA, berikanlah upah yang layak bagi mereka kalau perlu jaminan hari tua. Karena mereka kita butuhkan.

Thursday 22 January 2015

Bahaya Kertas Koran Pembungkus Gorengan

Setiap sudut dengan mudah kita menemui tukang gorengan. Melihat aneka jenis makanan gorengan memang menggugah selera sebagai pelengkap minum kopi di sore hari. Mulai dari goreng tahu, tempe dan pisang mampir sebentar di mulut.

Sensasi mengunyah kerak goreng mampu menghilangkan beban pikiran sesaat. Dari yang tua sampai yang muda menyukai gorengan. Inilah keunikan dari indonesia, makan gorengan sudah menjadi budaya.

Tidak ada yang salah dengan gorengan apabila dimakan tidak secara berlebihan. Tetapi perlu diperhatikan, jangan sekali-kali membeli gorengan yang dibungkus atau beralas kertas koran bekas.

Setiap gorengan tentu mempunyai kandungan minyak, apabila terkena kertas koran bisa melarutkan tinta dari kertas koran bekas. Dalam hal ini kandungan tinta kertas koran yang dengan secara tidak sadar termakan oleh kita dapat menimbulkan bahaya.

Efeknya baru bisa dirasakan bertahun-tahun kemudian. Pada tinta kertas koran terkandung zat kimia berbahaya (Pb). Pb termasuk logam berat apabila terakumulasi pada tubuh bisa menimbulkan efek,antara lain.
*merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan tulang dalam jangka waktu yang lama
*mempengaruhi fungsi kognitif dan kemampuan belajar
*menghambat pertumbuhan tinggi badan
*menurunkan fungsi pendengaran
*mempengaruhi perilaku dan intelegensia
*merusak fungsi organ tubuh (ginjal,reproduksi)
*meningkatkan tekanan darah
*mempengaruhi perkembangan otak
*anemia pada ibu hamil
*terakumulasi pada ASI
*memperpendek umur sel darah merah
*penurunan jumlah sperma
*resiko keguguran

Friday 16 January 2015

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara dan permasalahannya

Di setiap sudut kota dan komplek pemukiman dapat kita temui Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang diperuntukkan dalam rangka memudahkan petugas kebersihan mengumpulkan sampah yang dihasilkan masyarakat ketika dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir).

sarana sampah dibuat dua jenis yaitu TPS organik dan anorganik. TPS sampah organik diperuntukkan untuk sampah yang mudah membusuk secara alami. TPS sampah anorganik untuk sampah yang tidak mudah membusuk seperti sampah berbahan plastik.

TPS tersebut dibuat berdekatan dengan ukuran yang sama warna yang sama, seperti yang terlihat di gambar berikut. Ada beberapa hal yang terjadi berkaitan dengan TPS menurut hasil pengamatan di suatu kota. Yang tujuannya tidak dilakukan lagi kesalahan serupa di kota lainnya.

* pada saat pengumpulan sampah oleh tenaga kebersihan, untuk dibawa ke TPA. Sampah organik dan anorganik tidak ada pemisahan. Ini berarti sia-sisa saja dilakukan pengelompokan sampah organik dan an organik.

*tidak adanya pembedaan warna TPS sampah, ini akan membuat ragu masyarakat untuk membuang sampah sesuai pengelompokannya. Seharusnya selain adanya tulisan sebaiknya warnanya dibedakan juga yang tujuannya untuk memudahkan.

*TPS sampah dibuat berdampingan, ini akan membuat masyarakat cenderung untuk mengisi sampah disebelahnya apabila salah satu sudah penuh. Tanpa memikirkan jenis sampah yang dibuang (organik atau anorganik). Sebaiknya letakkan tidak bersebelahan, tetapi letakkan sesuai dengan sampah yang dominan dihasilkan. Misal dekat pasar buah dan sayuran letakkan TPS organik. Tetapi dekat pasar pakaian, buku dan lainnya letakkanlan TPS anorganik.

* dilakukan pengelompokkan sampah di TPS tetapi di TPA tidak disiapkan sarana sanitary landfiil dan komposting. Sebaiknya siapkan dulu sistemnya baru dibuat pengelompokan sampah. Mobil sampah sebaiknya dikhususkan sesuai jenis sampah, minimal ada dua mobil.

* sebaiknya ukuran TPS anorganik dibuat lebih besar karena sampahnya tidak terlalu mendesak untuk langsung dibawa ke TPA, karena tidak berbau dan menjadi tempat bersarangnya serangga dan tikus.

* untuk ukuran TPS organik, ukurannya sebaik disesuaikan dengan kapasitas sampah dihasilkan setiap hari. Kalau bisa satu hari tong sampah terisi penuh tapi tidak melimpah. Pengangkutan ke Ke TPA harus dilakukan setiap hari.

* masyarakat harus disiplinkan kapan jam untuk pembuangan sampah setiap hari, khusus untuk sampah yang dihasilkan rumah tangga setiap harinya.

* sampah organik yang dibuang sebaiknya sudah dicacah terlebih dahulu. Kadang ditemukan masyarakat membuang rantung pohon beserta daun-daunnya.

Ini sedikit sumbangan pikiran bagi pemerintah kota, dalam melakukan pengelolaan sampah masyarakat, mudah-mudahan bermanfaat.

Wednesday 14 January 2015

Air Mancur Dan Kolam Ikan Di Taman

Memiliki halaman rumah yang luas terasa sangat menyenangkan. Apalagi ditumbuhi oleh rumput yang tertata rapi. Kadang untuk menimbulkan rasa sejuk dibuatkan juga taman air mancur dan juga kolam ikan.

Melihat ikan  yang berenang kesana-kemari, melihat ikan memakan makanan yang kita berikan dapat juga menghilangkan stress. Stres hilang akan dikuti juga oleh peningkatan derajat kesehatan.

Namun untuk menghadirkan kolam ikan dan air mancur tidaklah sulit, asal ada biaya untuk membayar tukang. Halaman yang indah bisa langsung disulap. Tetapi yang paling sulit adalah merawat dan menjaga fungsi kolam ikan dan air mancur tetap berfungsi.

Sering kita lihat halaman yang indah dulu, sekarang telah berubah drastis. Kolam yang dulu ada ikannya sekarang yang ada hanya keluarga kodok dan sisa puing air mancur. Yang paling berbahaya adalah kolam tersebut telah menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Ini tentu sangat merugikan kesehatan kita dan warga sekitar.

Sebaiknya pikir dulu untuk membuat kolam ikan dan air mancur dihalaman rumah. Perkirakan kemampuan baik segi biaya dan waktu yang bisa kita berikan.

MASKER KABUT ASAP


Sudah menjadi langganan tiap tahunnya akan terjadi kabut asap yang ditimbulkan oleh pengaruh alamiah  maupun oleh oknum yang sengaja membuka lahan baru dengan cara membakar. Penduduk yang berdomisili di wilayah sumatera dan kalimantan selalu menjadi korban dari aktifitas mereka, bahkan asapnya juga sampai ke negeri tetangga (malaysia dan singapura).

Sebagai tindakan pencegahan efek negatif dari kabut asap, mulai dari dinas kesehatan sampai LSM melakukan pembagian masker kepada masyarakat. Secara psikologis masyarakat merasa sudah aman dari bahaya kabut asap. Aktifitas diluar rumah, baik itu kekantor dan sekolah tetap dilaksanakan. Ada juga beberapa pemerintah daerah enggan meliburkan pegawainya.

Yang menjadi pertanyaan apakah masker yang dibagikan atau yang dibeli sendiri oleh masyarakat sudah efektif menghambat efek samping yang dihasilkan oleh kebakaran hutan. hasil dari pembakaran hutan dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa partikel dan gas.

Menurut dr.Agus Setiawan, spesialis paru, masker hanya bisa menghambat berupa partikel, sedangkan gas hasil pembakaran (CO, CO2) tidak bisa. Adapun masker yang bisa digunakan hanya yang berlabel N95. N95 menunjukkan kemampuan dari masker menyaring partikel. untuk partikel dibawah 10 mikron juga tidak bisa disaring (Kompas.Com).

Ketersediaan masker tersebut di pasaran mungkin sangat sulit ditemui masyarakat, tetapi tidak perlu panik berikut tips jika anda tidak menemukan masker yang sesuai, untuk menghindari efek negatif dari kabut asap :
  • lapisi masker tersebut dengan tissue atau juga dengan sapu tangan yang sudah dibasahi (lembab). ini dilakukan jika anda terpaksa harus beraktifitas diluar rumah
  • kurangi aktifitas diluar rumah karena asap/gas tersebut tidak bisa disaring oleh masker
  • untuk Pemda jangan ragu lagi untuk mengambil tindakan meliburkan pegawainya, mengingat dampak yang besar terhadap kesehatan pegawainya.

Monday 12 January 2015

Debu Sumber Masalahnya

Debu merupakan partikel padat yang melayang di udara. Ukurannya kira-kira 500 mikrometer. Debu bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan bersifat akut yang sering dikenal dengan ISPA.
Penumpukan debu di paru-paru bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Debu juga menjadi kendaraan kuman penyakit untuk menyerang sistem pernafasan kita.
Waspadailah beberapa perabotan rumah tangga yang menjadi tempat penumpukan debu.
* ventilasi
Ventilasi fungsinya adalah jalur keluar masuknya udara kedalam rumah. Jika ventilasi ada penumpukan debu, maka udara yang masuk rumah sudah tidak bersih lagi. Bersihkanlah minimal sekali sebulan ventilasi anda, apalagi kalau ventilasi dipasangivkasa nyamuk.
* kipas angin
Biasanya debu menumpuk pada bagian kipasnya. Bersihkanlah dengan kain lap, gunakanlah kipas angin yang mudah dibersihkan yang mudah dijangkau dan dibongkar pasang.
* lemari
Gunakan lemari yang rendah agar bagian atasnya mudah dibersihkan. Lemari yang banyak detail ukirannya bersihkan dengan kuas. Jadwalkan minimalkan 2 kali setahun untuk membersihkan bagian bawah dan belakang lemari.
* dipan
Bagian kolong dipan sering menjadi tempat penumpukan debu, karena sukar dijangkau. Sebaiknya gunakan saja kasur gulung ( kasur jepang) atau springbed
* karpet
Bagian bawah karpet
* peralatan elektronik
Televisi, kulkas, speaker pada bagian dalam dan belakangnya debu sering menumpuk. Gunakan vacum cleaner mini portable untuk membersihkannya.
* lukisan dan foto dinding
Bagian belakang dan kacanya harus sering-sering anda bersihkan.
* AC
Jika anda memasang AC dirumah sebaiknya harus sering diservis karena bagian dalam sering banyak debunya.
Jika anda sering melakukan pembersihan debu, maka anda dijamin akan jarang terkena ISPA (flu, pilek).

POHON PERINDANG


Kebutuhan akan pohon perindangan sangat penting untuk saat ini . Pada era dibawah tahun 90an masih banyak kita temui rumah-rumah dihalamannya ditumbuhi pohon yang rindang, mulai dari pepohonan (pohon beringin) sampai kepada yang tidak hanya berfungsi sebagai perindang tapi juga bisa diambil buahnya (rambutan,mangga dan lainnya).

Pada saat sekarang yang banyak kita temui gedung-gedung tinggi dengan dinding kaca, hutan beton, komplek rumah yang gersang. Orang malah bangga tinggal dikota yang gersang dan banyak polusinya. Memang saat ini lahan semakin sempit, pohon-pohon ditebang dijadikan pemukiman. Rumah dengan halaman yang luas sudah jarang. Orang-orang berlomba membuat disain gedung dan rumah yang indah-indah. Didalam rumah dipasangi AC (air conditioner) karena untuk duduk di halaman rumah sudah tidak nyaman lagi karena cuaca yang panas.

Sebenarnya banyak sekali manfaat perindangan tersebut, antara lain
  • bisa membuat cuaca sekitar menjadi sejuk
  • anak-anak nyaman bermain dibawahnya
  • buahnya dapat diambil
  • dapat melindungi kita dari pengaruh pencemaran udara terutama CO2, karena pada saat tumbuhan berfotosintesa daun pohon yang rimbun relatif lebih banyak menyerap CO2 sehingga lokasi disekitarnya menjadi segar.
  • dapat melindungi dari debu dan kabut asap
  • jangan kuatir dengan sampah dedaunan yang dihasilkan oleh pohon rindang, karena anda tinggal kumpulkan saja atau menggali lobang, atau juga jika anda malas biarkan saja tidak akan mendatangkan masalah. dedaunan yang rontok itu akan mengalami proses pembusukan yang akhirnya menjadi kompos alami yang bisa menyuburkan tanah.
  • sebagian orang mungkin masih percaya bahwa dipohon yang rindang ada makluk penghuninya, yang sebenarnya makhluk halus itu dimana saja ada termasuk dikamar kita. mungkin saja mereka sering menampakkan diri di pohon yang rindang.  Cukup perkuat iman saja, tidak perlu menebang pohon rindang.
mulai saat ini tanaman pohon perindang, minimal untuk rumah anda saja...

Sunday 11 January 2015

Menampung Air Hujan Atau Memelihara Jentik Nyamuk


Sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat kita menampung air hujan, baik berupa drum, tempayan atau ember. Air hujan dimanfaatkan untuk kebutuhan seperti mencuci-cuci, menyiram tanaman, dan keperluan lainnya. Drum atau tempayan diletakkan disamping dan didepan rumah guna menampung limpasan air dari atap.

Kebiasaan diatas tidak ada salahnya, karena air hujan adalah rahmat tuhan yang tidak boleh dilewatkan, tapi yang  tidak boleh membiarkan drum/tempayan yang digunakan untuk menampung air dibiarkan terbuka tanpa tutup. Minimal 3 hari drum air dibiarkan terbuka, kita mungkin sudah bisa menemukan jentik-jentik nyamuk.

Masyarakat kita bukannya tidak tahu bahwa tersebut bisa menjadi tempat perindukan nyamuk. Petugas kesehatan sudah sering memberikan penyuluhan tentang tempat perindukan nyamuk, di televisi dan radio sudah sering iklan tentang penyakit berhubungan dengan nyamuk (DBD), menurut penulis faktor pengetahuan mungkin tidak berpengaruh lagi, karena pada umumnya mereka sudah tahu.

Penyebabnya tidak lain ketidak-pedulian dari masyarakat. Apabila sudah terjadi wabah atau ada yang korban meninggal, semua orang baru sibuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk. Peran petugas dan kader sangat perlu, untuk selalu mengingatkan masyarakat kita untuk waspada selalu. Karena nyamuk menyerang saat kita lengah....

Program Jamban


Kepemilikan jamban secara nasional masih rendah, berbagai program telah dilaksanakan untuk meningkatkan kepemilikan jamban antara lain :
  1. Pembuatan MCKU (mandi, cuci , kakus umum)
  2. Pemberian Bantuan Jamban Siap pakai
  3. Pemicuan CLTS ( membuat jamban sesuai kemampuan atau kebutuhan dari yang akan membangun, prinsipnya tidak mencemari lingkungan
  4. Pemberian dana untuk membangun jamban
  5. Pemberian bantuan bahan (semen, besi, kayu, bowl/kakus leher angsa, serta seng) yang dibutuhkan untuk membangun jamban sederhana.
  6. jamban dengan septik tank komunal
program-program diatas, memang beralasan karena pentingnya dan eratnya hubungan kepemilikan jamban sehat dengan berbagai penyakit yang berbasis lingkungan (faecal borne desease). kepemilikan sarana sanitasi juga menjadi salah satu Goals MDGs. dibawah ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing program dan mencari program apa yang cocok untuk indonesia khususnya Kota Sawahlunto.

Menurut hemat saya, salah satu program mungkin cocok untuk suatu wilayah, tetapi untuk wilayah lainnya mungkin tidak cocok, sebelum memutuskan suatu  program  sebaiknya lakukanlah langkah sebagai berikut :
1. pendataan kepemilikan jamban
pendataan ini penting dilakukan untuk mengetahui  berapa banyak warga yang belum memiliki jamban agar dapat dihitung kebutuhan dana yang akan dialokasikan tergantung program mana yang dipilih.

2. pendataan status ekonomi masyarakat
pendataan status ekonomi dilakukan guna memberikan pilihan bentuk jamban yang akan dibangun. biasanya masyarakat yang lebih maju dan tingkat ekonomi sudah agak baik cenderung memilih jamban yang lebih bagus. Selama ini belum memiliki jamban mungkin karena belum merasa butuh akan sarana jamban.

3. pendataan faktor kritis (faktor yang mendukung perilaku buang air besar sembarangan, misalnya daerah sekitar aliran sungai)
masyarakat yang daerah dilalui aliran air sungai cenderung akan membuat jamban didalam rumah tetapi buangannya dialirkan kesungai atau langsung buang air besar di sungai.

4. penelitaian sosial budaya masyarakat.
sosial budaya yang diteliti adalah mengenai sejarah dari awal terjadi pemukiman penduduk setempat
suku yang dominan menghuni, agama yang dianut mayoritas, pekerjaan.

5. Penggambaran dan pemetaan kontur wilayah
yang digambarkan adalah bagaimana struktur tanah, apabila tanahnya dengan kemiringan apakah memungkinkan untuk dibangun septik tank, daya serap tanah terhadap air, jarak antara rumah, sarana air bersih untuk menghindari kemungkinan pencemaran.

6. Penelitian tingkat pengetahuan masyarakat
yang diteliti adalah pengetahuan mereka mengenai sarana jamban, apakah sebelumnya sudah pernah memiliki jamban atau belum, apakah mereka tahu cara membangun jamban, apakah mereka tahu cara memelihara sarana tersebut.

Setelah kegiatan tersebut dilaksanakan, baru dilaksanakan program apa yan cocok!!!

berikut plus-minus dari program-program diatas :
1. Pembuatan MCKU
kelebihannya :
- pembuatan jamban cepat terlaksana
- dapat menjangkau masyarakat pengguna yang lebih banyak karena bersifat umum, semua orang bisa menggunakan
Kekurangannya :
- tidak ada yang bertanggung jawab dalam memelihara keberlangsungan sarana
- kadang-kadang penempatannya tidak sesuai, mungkin disebabkan membutuhkan lokasi tanah yang luas
seperti ; masyarakat enggan memakai jamban karena terlalu jauh dari rumahnya, atau jambannya tidak bersih terdapat tinja yang sudah mengeras dengan bau yang menyengat

2.Pemberian Bantuan Jamban Siap Pakai
kelebihan :
- sama dengan diatas pembuatan jamban cepat terlaksana
- jamban dibangun ditempat yang diinginkan,  bahkan bisa dibangun di dalam rumah
- rasa kepemilikan akan jamban tinggi karena hanya keluarganya yang menggunakan jamban
Kekurangan :
- karena bersifat bantuan, tidak ada partisipasi dari pengguna jamban, maka akan ada rasa kurang menghargai terhadap sarana, apalagi jamban yang dibuatkan hanya berupa jamban sederhana.

3. Pemicuan CLTS
kelebihan :
- ada rasa memiliki dari pengguna jamban
- jamban yang dibangun sesuai dengan kemampuan 
- pembangunan jamban didasari rasa butuh dan keinginan untuk tidak buang air besar sembarangan
kekurangan :
- membutuhkan rangkaian proses pemicuan yang kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama
- kadang-kadang sarana jamban yang dibangun kurang tahan lama, sesuai dengan kemampuan dari pemilik.
- ketika proses pemicuan kadang-kadang masyarakat bersifat apatis.
- pemicuan tidak bisa dilakukan apabila masyarakat sudah terbiasa dengan subsidi.

4. Pemberian Dana Bantuan Untuk Membuat Jamban
kelebihan :
- jamban cepat terlaksana bagi yang merasa sangat membutuhkan sarana jamban keluarga
- bentuk jamban sesuai dengan keinginan dari pengguna jamban 
- penempatan jamban bisa dibuat didalam rumah
- partisipasi masyarakat karena mereka terlibat langsung dalam pembangunan jamban
kekurangan :
- jamban tidak terlaksana jika masyarakat bersifat materialistis, mereka cenderung menggunakan untuk keperluan lain, seperti membeli handphone dan barang-barang yang bersifat hiburan.

5. Pemberian Bahan Untuk Membuat Jamban
kelebihan :
- masyarakat terlibat langsung dalam pembuatan jamban
- bentuk jamban sesuai keinginan pemilik
- jamban bisa dibuat lebih bagus jika ada keinginan dan kesediaan dari pemilik.
kekurangan :
- kadang bahan yang diberikan tidak dibangunkan untuk jamban, malah dijual atau dibiarkan begitu saja

6. Pembangunan Jamban Septik Tank Komunal
kelebihan :
- bisa dibangun pada daerah pemukiman padat
- dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas
- cepat dalam menyelesaikan permasalahan karena dihilirnya tinja sudah terisolasi dengan septik tank komunal
kekurangan :
- membutuhkan biaya yang besar
- hanya bisa dibangun pada pemukiman yang jarak antar rumah dekat.
- kontruksi bangunan perlu dilakukan perawatan yang lebih


PTP KESLING 2015

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya akhirnya penyusunan Perencanaan Program Kesling Tahun 2014 ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa Perencanaan Program Kesling ini masih banyak kekurangannya, namun kami mengharapkan dengan adanya Perencanaan Program Kesling ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan sebagai bahan evaluasi bagi kami, begitu juga bagi pihak yang membutuhkan.

Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan pendapat yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan perencanaan tahunan ini, sehingga apa yang menjadi target dan visi serta misi Puskesmas menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang kita harapkan.

Demikianlah Perencanaan Program Kesling  ini kami susun agar dapat dipedomani bersama untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal.


BAB I
              PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis  antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1)      Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2)      Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3)      Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran
4)      Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5)      Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk.
6)      Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya.


1.2 Tujuan
Umum                    : Meningkatkan kemampuan manajemen Program Kesling
Puskesmas dalam mengelola kegiatannya dalam upaya
Peningkatan pencapaian  program Kesling.

Khusus                   :
1.      Dapat disusunnya rencana usulan kegiatan program Kesling
2.      Dapat disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan progaram Kesling

BAB II
VISI DAN MISI PUSKESMAS

2.1              VISI
Masyarakat Sawahlunto yang mandiri untuk hidup sehat menuju kota wisata tambang yang berbudaya dan sejahtera
2.2              MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka ditetapkan misi pembangunan kesehatan kota Sawahlunto sebagai berikut :
1.      Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
2.      Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
3.      Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan.

BAB III
TUGAS POKOK  PROGRAM KESLING
3.1              Tugas Pokok
Tugas pemegang program adalah sebagai pelaksana pengamatan kesehatan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Uraian tugas pemegang program gizi berdasarkan struktur organisasi adalah sebagai berkut.
1)        Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan.
a)      Menyusun TOR rencana lima tahunan tingkat kabupaten/kota.
b)      Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana lima tahunan tingkat
propinsi.
c)      Mengolah data secara sederhana dalam rangka menyusun rencana lima
tahunan tingkat propinsi
d)     Mengolah data lanjut dalam rangka menyusun rencana 5 tahunan tingkat
kabupaten/ kota,
e)      Menganalisis data secara sederhana dalam rangka menyusun rencana lima
tahunan tingkat kabupaten/kota
f)       Menyusun rancangan rencana lima tahunan tingkat kabupaten/kota
g)      Menyempurnakan rancangan dalam rangka menyusun rencana lima tahunan
tingkat kabupaten/kota.
h)      Mengolah data secara sederhana tingkat kabupaten/ kota untuk menyusun
rencana tahunan
i)        Menganalisis data secara sederhana dalam rangka menyusun rencana
tahunan tingkat kecamatan/puskesmas.
j)     Menyajikan rancangan rencana tahunan tingkat kecamatan/puskesmas.
k)    Menyusun rencana 3 (tiga) bulanan tingkat kecamatan/puskesmas
l)     Menyusun rencana bulanan tingkat kecamatan/puskesmas
m)   Menyusun rencana operasional tingkat kecamatan/puskesmas
n)    Menyusun data/literature untuk menyiapkan penyusunan petunjuk
teknis/petunjuk pelaksana
o)    Menyusun data/literature dalam rangka menyusun pedoman.
2)  Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan.
a)    Melakukan pengumpulan data sekunder untuk pengamatan kesehatan
lingkungan
b)    Melakukan pengolahan data secara manual untuk pengamatan kesehatan
lingkungan
3) Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
a)    Melakukan pemeriksaan secara sederhana. pada obyek kelompok II
b)    Mengambil sample secara sederhana pada obyek kelompok II
c)    Menentukan diagnosa dan treatment intervensi obyek kelompok I awal
secara konvensional
d)    Menentukan diagnosa dan treatment intervensi objek kelompok II awal
secara sederhana
e)    Melakukan konsultasi kesling obyek kelompok I awal lokal
4)  Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan
      lingkungan.
a)    Membuat instrumen sederhana untuk identifikasi perilaku dalam rangka
persiapan kegiatan.
b)    Membuat instrumen lanjut untuk identifikasi perilaku dalam rangka
persiapan kegiatan
c)    Mengumpulkan data primer untuk identifikasi perilaku dalam rangka
persiapan kegiatan
d)    Mengumpulkan data sekunder untuk identifikasi perilaku
e)    Melakukan tabulasi dan pengumpulan data sederhana untuk menganalisis
perilaku
f)     Menganalisis secara sederhana tentang perilaku
g)    Membuat perencanaan sederhana untuk pemberdayaan masyarakat
h)    Mengembangkan materi sederhana untuk pemberdayaan masyarakat
i)     Mempersiapkan dan memelihara alat peraga
j)     Melakukan pemberdayaan individu secara umum
k)    Membuat laporan hasil pemberdayaan
l)     Melakukan pengumpulan data tentang masalah kesehatan dalam rangka
menggerakkan dan mengerahkan kelompok masyarakat potensial.
m)   Melakukan pertemuan lintas program
n)    Mendapatkan calon kader untuk penggerakan masyarakat.
5)  Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan lingkungan.
a)    Membuat karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan yang
dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional.
b)    Membuat karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan yang
dipublikasikan dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang
berwenang (LIPI).
c)    Membuat karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan
sendiri dalam bidang kesehatan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan dalam bentuk buku dan atau makalah.
d)    Membuat karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan
sendiri dalam bidang kesehatan yang dipublikasikan dalam bentuk buku dan
atau makalah
e)    Membuat karya tulis ilmiah popular di bidang kesehatan lingkungan yang
disebarluaskan melalui media massa
6)  Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya di bidang kesehatan
     lingkungan
a)    Menterjemahkan/menyadur buku di bidang kesehatan lingkungan yang
dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan secara
nasional.
b)    Menterjemahkan/menyadur buku di bidang kesehatan lingkungan yang
dipublikasikan dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh instansi yang
berwenang (LIPI)
c)    Menterjemahkan/menyadur buku di bidang kesehatan lingkungan yang tidak
dipublikasikan dalam bentuk buku dan atau makalah.
d)    Membuat abstrak tulisan ilmiah yang dimuat dalam penerbitan.
7)  Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
      kesehatan lingkungan.
8)  Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan.
9)  Mengajar/melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan lingkungan.

BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESLING TAHUN 2014 &
 PERENCANAAN PROGRAM KESLING TAHUN 2015

4.1 Pencapaian Target Kegiatan Kesling tahun 2010
No
Jenis Kegiatan
Kegiatan
Pencapaian
Target
(%)
1
Pengawasan rumah
Rumah sehat
75.3
100
Rumah bebas jentik
92.7
95
2
Pengawasan Jamban
Keluarga Memakai Jamban yang memenuhi syarat kesehatan
66.3
90
3
Pengawasan SPAL
Rumah dengan SPAL yang memenuhi syarat
82.7
100
4
Pengawasan TTU
TTU yang Diperiksa tahap I
100
100
TTU yang memenuhi syarat tahap I
95.7
TTU yang diperiksa tahap II
100
TTU yang Memenuhi Syarat tahap II
96.8
5
Pengawasan SAB
SAB yang diperiksa
100
85
SAB yang memenuhi syarat
80.9
6

Pengawasan TPM
TPM yang diperiksa tahap I
100
100
TPM yang memenuhi syarat tahap I
79.6
TPM yang diperiksa tahap II
100
TPM yang memenuhi syarat tahap II
81.6


4.2. Perumusan Masalah dan Penyebab Masalah Program Kesehatan Lingkungan
No
Rumusan Masalah
Berbagai Faktor Penyebab Masalah
Perumusan Penyebab Masalah

1
















2








Cakupan jamban yang memenuhi syarat masih rendah, 66.3% sedangkan target 90%













Masih rendahnya cakupan  TPM yang memenuhi syarat dari target 100 %, tercapai baru 81.6 %



Ø   Masih adanya sebagian dari masyarakat yang tidak mempunyai jamban dan septictank

Ø   Perilaku / kebiasaan masyarakat

Ø   Faktor ekonomi


Ø   Dukungan LS (Lintas Sektor)



Ø   Tidak tersedianya  sarana CTPS dengan air mengalir di rumah makan/warung nasi
Ø   Secara umum K3 dapur masih kurang
Ø   Tidak terdapatnya gudang bahan makanan
Ø   Tidak rapat serangga/tikus
Ø   Limbah yang dihasilkan belum dilakukan pengolahan sebelum dialirkan ke riol


Ø      Kepemilikan rumah yang masih berstatus sewa/kontrak
Ø      Tidak tersedianya lahan untuk membuat septictank



Ø  Perilaku / kebiasaan masyarakat yang BAB di sungai dan sembarangan tempat
Ø  Masyarakat mengganggap bahwa membuat jamban itu mahal
Ø  Kurangnya dukungan / sokongan dari lintas sektoral untuk mengajak masyarakat untuk membuat jamban sederhana

Ø      Saran yang diberikan petugas belum diikuti oleh pengusaha rumah makan.
Ø      Penataan alat/peralatan belum tertata rapi
Ø      Sarana yang ada didapur tidak diatur sedemikian rupa, misal jarak minimal lemari dengan dinding minimal 5 cm sehingga tidak rapat serangga/tikus
Ø      Tidak adanya gudang khusus untuk bahan makanan yang akan diolah, biasanya diletakkan dekat dapur
Ø      Limbah yang mengandung padatan sisa bahan makanan, minyak dan lemak langsung dialirkan ke riol, sebaiknya dibuatkan bak pengolahan limbah, atau menggunakan grease trap ( penangkap lemak)


4.3 Perumusan Pendekatan Pemecahan Masalah Program Kesehatan Lingkungan


No

Rumusan Penyebab Masalah

Inventarisasi Alternatif Pendekatan Pemecahan Masalah

Rumusan Pendekatan Pemecahan Masalah

1.




















Cakupan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah













Ø   Melakukan penyuluhan PHBS secara berkelanjutan
Ø   Melaksanakan pemicuan CLTS secara (door to door)
Ø   Membuat peraturan tentang pentingnya kepemilikan jamban oleh pihak kecamatan/desa/kel




Ø   Menyebarkan  informasi tentang penyakit berbasis lingkungan



Ø   Mengadakan lomba bagi anak sekolah tingkat sekolah dasar yang bertemakan dengan perilaku buang air di masy

Ø  Membuat jadwal penyuluhan

Ø  Membuat jadwal pemicuan


Ø   Peraturan bagi masyarakat yang akan maupun sudah membangun rumah agar menyediakan jamban yang ada septiktanknya.
Ø   Sangsi/ataupun denda bagi masyarakat yang masih belum memiliki jamban septik tank dirumahnya
Ø  Memberikan konsultasi mengenai penyakit berbasis lingkungan kepada masyarakat
Ø  Memberikan informasi melalui leaflet tentang kesehatan lingkungan

Ø  Lomba cipta lagu CLTS
Ø  Lomba menulis tentang prilaku BAB di masyarakat tingkat anak SD
4.4 Inventarisasi rencana kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

No
Pendekatan pemecahan masalah
Inventarisasi rencana kegiatan
Rencana kegiatan
1
Membuat jadwal penyuluhan PHBS

Jadwal penyuluhan

Setiap bulan (12 x setahun)
2
Membuat jadwal pemicuan CLTS
Jadwal kunjungan
Setiap bulan (12 x  setahun)
3
Membuat peraturan tentang pentingnya kepemilikan jamban septiktank
Menyusun sangsi/ denda bagi warga yang masih BAB sembarangan pada tingkat Desa/kelurahan
1 x setahun
4
Menyebarkan informasi tentang penyakit berbasis lingkungan

Membuat rencana kegiatan penyuluhan di sekolah/ posyandu/lansia
Mengumpulkan materi penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkungan
Sesuai jadwal kegiatan UKS dan Posyandu
Setiap bulan (12 x setahun)
5


Mengadakan lomba bagi anak sekolah tingkat sekolah dasar ynag berkaitan dengan perilaku BAB di masyarakat
Membuat jadwal lomba cipta lagu CLTS dan menulis cerita tentang perilaku BAB di masyarakat tempat tinggal
Sekali setahun

4.5 Rencana usulan kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
Kegiatan pokok
Rencana kegiatan
Target
Volume kegiatan
Sasaran
Kesling
Pemantauan
-          Rumah
-          Jamban
-          SAB
-          SPAL
-          Sampah
-          Jentik

12 x setahun

12 x setahun
Rumah Masyarakat
Pemeriksaan
-          TPM dan TTU

2 x setahun

2 x setahun
Tempat-tempat umum
Lomba cipta lagu CLTS dan Menulis tentang perilaku BAB masyarakat

1x setahun

1 x setahun
Murid SD kelas 4 dan 5

Klinik sanitasi
Setiap ada kasus yang di rujuk dari poli
Setiap ada kasus yang di rujuk dari poli
Masyarakat yang berkunjung ke pelayanan kesehatan

4.6 Analisa Hambatan Potensial Program Kesehatan Lingkungan

NO
KEGIATAN
KEMUNGKINAN HAMBATAN PELAKSANAAN
LANGKAH MENCEGAH TIMBULNYA HAMBATAN

1

Penyuluhan


Tidak semua masyarakat datang diundang atau tidak berada dirumah

Ø      Melalui undangan
Ø      Kunjungan rumah oleh petugas dan kader kesling
Ø      Menggunakan puskel
2
Membuat jadwal kunjungan
Adanya jadwal yang bentrok dengan kegiatan lain
Konfirmasi ulang sebelum jadwal kunjungan
3
Membuat peraturan/sangsi bagi masyarakat yang belum memiliki jamban septiktang
Tidak adanya kesepakatan dengan pihak pemerintahan yang akan membuat peraturan
Tidak mendapatkan kesepakatan dengan masyarakat tentang jenis sangsi/denda yang diberikan
Mengajukan rancangan sangsi/ denda bagi masyarakat ynag belum memiliki jamban septiktank kepada pihak (kecamatan/kelurahan/desa)
4
Membuat lomba Cipta lagu CLTS atau menulis cerita
Tentang kesling
Menyesuaikan jadwal kegiatan dengan proses belajar mengajar di sekolah
Menyediakan hadiah lomba tersebut
Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan dinas kesehatan .

BAB V
PENUTUP 
          Penyusunan perencancanan program kesling ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam melaksanakan program kesling sehingga dalam pelaksanaannya nanti kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah  .
            Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program kesling dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih  
            Akhirnya kami mengharapkan dukungan dari semua pihak maupun lintas sektoral terkait buntuk dapat berperan serta dalam program kesehatan yang kami rencanakan.