Sunday 11 January 2015

Menampung Air Hujan Atau Memelihara Jentik Nyamuk


Sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat kita menampung air hujan, baik berupa drum, tempayan atau ember. Air hujan dimanfaatkan untuk kebutuhan seperti mencuci-cuci, menyiram tanaman, dan keperluan lainnya. Drum atau tempayan diletakkan disamping dan didepan rumah guna menampung limpasan air dari atap.

Kebiasaan diatas tidak ada salahnya, karena air hujan adalah rahmat tuhan yang tidak boleh dilewatkan, tapi yang  tidak boleh membiarkan drum/tempayan yang digunakan untuk menampung air dibiarkan terbuka tanpa tutup. Minimal 3 hari drum air dibiarkan terbuka, kita mungkin sudah bisa menemukan jentik-jentik nyamuk.

Masyarakat kita bukannya tidak tahu bahwa tersebut bisa menjadi tempat perindukan nyamuk. Petugas kesehatan sudah sering memberikan penyuluhan tentang tempat perindukan nyamuk, di televisi dan radio sudah sering iklan tentang penyakit berhubungan dengan nyamuk (DBD), menurut penulis faktor pengetahuan mungkin tidak berpengaruh lagi, karena pada umumnya mereka sudah tahu.

Penyebabnya tidak lain ketidak-pedulian dari masyarakat. Apabila sudah terjadi wabah atau ada yang korban meninggal, semua orang baru sibuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk. Peran petugas dan kader sangat perlu, untuk selalu mengingatkan masyarakat kita untuk waspada selalu. Karena nyamuk menyerang saat kita lengah....

No comments:

Post a Comment