Tuesday 30 December 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


Demam berdarah dengue (DBD) adalah :
  • penyakit dengan tanda demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2 s.d 7 hari, 
  • Manifestasi perdarahan (ptekie, purpura, perdarahan konjuctiva, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri), trombositopeni (kurang atau sama dengan 100.000 /ul), 
  • hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20 %)
  • disertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepato megali)
Penyebab DBD : Virus dengue
Masa inkubasi : 4 sampai dengan 7 hari
Vektor : Nyamuk Aedes (Aedes aegypti, Aedes albopictus) untuk aedes albopictus lebih senang hidup dikebun/ladang maka fogging disekitar kebun di dekat rumah perlu juga.
pasien dengan Demam Dengue (biasanya tidak menampakkan gejala/asimptomatis) hanya berupa demam ringan.

Tanda dan gejala penyakit
a. Demam
  • demam tinggi mendadak, terus menerus 2 s.d 7 hari
  • panas turun pada hari ketiga (3), kemudian naik pada hari keenam (6) dan ketujuh (7)
b. Tanda perdarahan
perdarahan bisa terjadi pada semua organ, sesuai dengan manifestasi perdarahan diatas dengan melakukan uji Tourniquet. petekie sering ditemukan pada awal-awal demam.

c. Pembesaran hati
d. Renjatan (syok)
  1. kulit teraba dingin dan lembab terutama ujung hidung, jari tangan dan kaki
  2. penderita menjadi gelisah
  3. sianosis didekitar mulut
  4. nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba
  5. tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang
Gejala klinik lain 
  • nyeri otot
  • anoreksia (hilang nafsu makan)
  • lemah
  • mual
  • muntah
  • sakit perut
  • diare
  • kejang:
  • kadang terjadi penurunan kesadaran
Tersangka Demam Berdarah jika
  • Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
  • berlangsung terus-menerus selama 2 s.d 7 hari 
  • disertai manifestasi perdarahan
  • trombositopenia (kurang dari 100.000 /ul)
Kriteria Klinis
  1. demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2 - 7 hari
  2. ditemukan manifestasi perdarahan
  3. pembesaran hati
  4. syok
Siklus Hidup Aedes.sp
  • telur ( kurang lebih 2 hari)
  • jentik (6 s.d 8 hari)
  • kempompong (2 s.d 4 hari)
  • nyamuk dewasa (9 s.d 10 hari)
  • nyamuk betina ( hidupnya bisa mencapai 2 sampai 3 bulan)
Tempat perindukan nyamuk :
  • jaraknya biasa tidak melebihi 500 meter dari rumah 
  • tepat penampungan air (drum, tangki, tempayan, bak, ember)
  • tempat bukan penampungan air (ban, kaleng, botol, plastik, vas bunga, tempat minum burung)
  • tempat pemampung air alamiah (lobang pohon, lobang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah daun, potongan bambu)
perilaku nyamuk
  • nyamuk jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga
  • nyamuk betina lebih menyukai darah manusia dari pada binatang
  • nyamuk betina biasanya aktif pada pagi (9.00 s.d 10.00 wib) dan sore hari (16.00 sd 17.00)
  • rata-rata telur nyamuk betina sebanyak 100 butir.
  • telur juga dapat diletakkan pada tempat kering (suhu minus 2 derjatcelc sampai 42 derjcelc) sampai menunggu ada genangan air (hujan).
  • kemampuan terbang 40 meter maksimal 100 meter namun bisa lebih jauh terbawa oleh angin
  • pada ketinggian 1000 meter diatas perukaan laut jarang ditemukan
Survei Jentik
  • Nyamuk dewasa dapat diketahui dengan mata telanjang
  • periksa tempat peridukan nyamuk aedes (tempat yang ada wadah atau pembatas dengan tanah)
  • pada air yang agak keruh biasa jumlah jentik ditemukan lebih sedikit
Angka Bebas Jentik (ABJ)
(Jumlah rumah tidak ada jentik : jumlah rumah diperiksa )  X  100%

Kepadatan Nyamuk
untuk mengetahui bisa digunakan Ovitrap (kaleng yang dicat warna hitam pada bagian dalam diberi air secukupnya). perhitungannya adalah jumlah telur dibagi jumlah ovitrap yang digunakan.

Pemberantasan Nyamuk
A. Nyamuk Dewasa
  • fogging pada dinding
  • menyemrot nyamuk harus dari dalam dahulu berangsur-angsur petugas fogging mundur keluar rumah
  • peralatan safety (masker, sarung tangan, kaca mata) wajib dipakai
  • insektisida yang digunakan 
- Organophosphat ( ex. malathion)
- Pyretroid sintetik (ex. sihalotrin, cypermetrin, alfametrin)
- Carbamat

  • penyemrotan dilakukan 2 kali dengan jarak satu minggu (7 hari) dari penyemrotan sebelumnya
  • dilakukan juga PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
B. Jentik
  • melaksanakan 3 M (menutup, menguras, menimbun)
  • Abtisasi ( temephos dengan dosis 10 gram/satu sendik makan rata untuk 100 liter air pada bak penampungan) efeknya bisa bertahan selama 3 bulan
  • memlihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan pantau, ikan gupi, ikan cupang dll)
Pemberantasan dan pencegahan Nyamuk :
  • lakukan penyelidikan epidemiologis oleh snaitarian atau pengelola program P2M puskesmas
  • tentukan fokus lokasi fogging (buat pemetaan wilayah)
  • Bila ada lebih dari dua kasus pada satu wilayah dengan jarak kurang 100 meter, lakukan penyemrotan dua kali dengan jarak 7 hari.
  • libatkan lintas sektor untuk menggerakkan PSN di masyarakat
  • lakukan pemantau berkala setiap tahun pada wilayah yang pernah terjadi KLB
  • pemeriksaan jentik berkala
  • penyuluhan ( rapat pemerintah, posyandu balita, posyandu lansia, pasar,sekolah, mesjid/ musholla)
  • membuat iklan layanan masyarakat tentang siaga darurat DBD.
Penyelidikan Epidemiologis (PE)
kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD, jentik nyamuk DBD radius 100 meter dari rumah penderita/tersangka DBD.

Tujuan PE : 
  1. untuk mengetahui potensi penularan
  2. untuk mengetahui penderita atau tersangka lainnya
  3. untuk mengetahui ada tidaknya jentik aedes
  4. untuk jenis tindakan  yang cocok utuk dilakukan
Peralatan Survei : tensimeter, senter, formulir PE, surat tugas, Cidukan larva, botol larva dll

Catatan : semua kegiatan yang dilakukan oleh bidang kesehatan sebaiknya disosialisasikan dan diperbincangkan hasilnya di masyarakat secara formal (rapat pemerintahan) ataupun nonformal (warung/kedai kopi, pasar, sarana ibadah, pertemuan masyarakat setempat) tujuan untuk menimbulkan partisipatif masyarakat dalam penanggulangan DBD. mengingat masalah kesehatan tidak bisa diselesaikan hanya oleh pelaksana bidang kesehatan saja tanpa kerjasama dengan masyarakat.



No comments:

Post a Comment